Pelajaran dan Nasihat dari Peristiwa Bentrokan Berdarah di Kuburan “Mbah Priuk” (Bagian 3 – Tamat)

Al Ustadz Abu Ibrahim Abdullah Bin Mudakir

Bagian 3 – Tamat
Tauhid yang pertama, wahai para dai

Wahai para dai, lihat kondisi ummat dari peristiwa di Koja itu dan lihatlah realita yang lain dari ummat di negeri ini yang sangat jauh dari hakikat agama ini, dari hakikat tauhid sehingga mereka mengkeramatkan kuburan yang hati mereka tergantung kepada kuburan. Jauhnya mereka dari tauhid adalah sebuah fenomena yang sangat menyedihkan, padahal tauhid adalah sebab diciptakan manusia, sebab diutusnya para Rasul, sebab diturunkannya kitab-kitab suci dan inti dakwahnya para Rasul,

Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اُعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ

”Dan sunnguh, Kami telah mengutus seorang Rasul untuk setiap ummat (untuk mendakwahkan) sembahlah Allah dan jauhilah thagut (sesembahan selain Allah yang dia ridha untuk disembah–penj)“ (An Nahl: 36)

Berkata Asy Syaikh Al ‘Allamah Shalih Al Fauzan Hafizhahullah: “Faidah yang dapat diambil dalam ayat ini bahwasannya hikmah dari diutusnya para Rasul adalah dakwah kepada tauhid dan melarang dari perbuatan syirik“ (Al Mulakhos Syarh Kitab Tauhid: 11)

Wahai para dai, dakwahkanlah ummat kepada agama yang haq, kepada dakwah Rasulullah Shalallahu’alaihi wasallam yaitu berdakwah kepada tauhid, beribadah hanya kepada Allah Subhanahu wata’ala semata dan menjauhi perbuatan kesyirikan dan sarana yang mengantarkannya. Berdakwah mengajak ummat untuk mentauhidkan Allah Azza wajalla, menggantungkan hatinya hanya kepada Allah Azza wajalla semata dan melepaskan ketergantungan kepada selain Allah Azza wajalla, seperti kepada kuburan, orang shalih atau yang lainnya.

Allah Ta’ala berfirman,

أَيُشْرِكُونَ مَا لاَ يَخْلُقُ شَيْئًا وَهُمْ يُخْلَقُونَ وَلاَ يَسْتَطِيعُونَ لَهُمْ نَصْرًا وَلاَ أَنفُسَهُمْ يَنصُرُونَ

“Mengapa mereka mempersekutukan (Allah dengan) sesuatu (berhala) yang tidak dapat menciptakan sesuatu apapun? Padahal (berhala) itu sendiri diciptakan. Dan (berhala) itu tidak dapat memberikan pertolongan kepada penyembahnya dan kepada dirinya sendiripun mereka tidak dapat memberikan pertolongan“ (Al A’raaf: 191-192)

Berkata Asy Syaikh Al Allamah Abdul Aziz bin Baz Rahimahullah: “Dan ini adalah sifat sesembahan yang tidak berhak disembah. Dan ini pertanyaan dalam rangka celaan (bagi orang yang beribadah kepada selain Allah –penj) mereka menyembah kepada yang tidak bisa menciptakan walaupun hanya seekor semut bahkan mereka (sesembahan) itu diciptakan, bagaimana mereka bisa memberikan manfaat terhadap selain mereka, baik sesembahan itu berupa batu yang tidak berakal atau makhluk hidup yang tidak dapat mendengar (orang yang menyerunya –penj) atau orang mati yang tidak bisa mengabulkan seruan mereka. Di dalam ayat ini terkandung sifat sesembahan yang disembah selain Allah, yaitu empat hal:
1. Bahwasanya mereka tidak dapat menciptakan sesuatu
2. Bahwasanya mereka makhluk yang diciptakan
3. Bahwasanya mereka tidak dapat menolong orang-orang yang menyembahnya
4. Bahwasanya mereka tidak dapat memberikan pertolongan untuk diri mereka sendiri“ (Syarhu Kitabit Tauhid Syaikh Abdul Aziz bin Baz: 98)

Wahai Ahlus Sunnah, kasihanilah ummat ini. Bersemangatlah kalian berdakwah mengajak ummat untuk mentauhidkan Allah Azza wajalla dan memperingatkan ummat dari bahaya perbuatan syirik. Karena inilah jalan dan sunnahnya Rasulullah Shalallahu‘alaihi wasallam. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :

قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُوا إِلَى اللهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللهِ وَمَا أَنَا مِنَ المُشْرِكِينَ

“Katakanlah inilah jalanku dan orang–orang yang mengikutiku, mengajak (kamu) hanya kepada Allah di atas Bashirah (ilmu). Subhanallah (maha suci Allah) Aku bukanlah termasuk orang–orang yang berbuat syirik (kepada Nya)“ (Yusuf: 108)

Dalam sebuah hadits dari Ibnu ‘Abbas Radhiallahu‘anhuma, tatkala Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus Mu’adz bin Jabal Radhiallahu ‘anhu ke Yaman, dia berkata:

بَعَثَنِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّكَ تَأْتِي قَوْمًا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ فَادْعُهُمْ إِلَى شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَنِّي رَسُولُ اللهِ –وفي رواية- أَنْ يُوَحِّدُوا اللهَ

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutusku ke Yaman. Beliau bersabda: ‘Sungguh kamu akan mendakwahi suatu kaum dari ahli kitab. Maka dakwahilah mereka untuk mengucapkan syahadat bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, dan bahwasanya aku adalah utusan Allah’.”
Dalam riwayat yang lain: “Agar mereka mentauhidkan Allah.” (Muttafaqun ‘alaih)

Wahai para dai, ingatlah sebuah hadits tentang besarnya pahala orang yang mendapat hidayah dengan sebab tangan kita. Rasulullah Shalallahu‘alaihi wasallam bersabda,

وَاللهِ لَأَنْ يَهْدِيَ اللهُ بِكَ رَجُلًا وَاحِدًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ حُمْرِ النَّعَمِ

“Demi Allah, sungguh jika Allah memberi petunjuk kepada seseorang lantaran engkau, itu lebih baik bagimu daripada (engkau mendapat) unta merah.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Unta merah adalah sebaik-baik harta di kalangan orang Arab waktu itu.

Inilah di antara pelajaran dan nasihat yang ingin saya sampaikan terkait peristiwa berdarah di tanjung priok Koja itu, akibat bentrokkan antara Satpol PP yang berusaha mentertibkan bangunan disekitar kuburan yang dikeramatkan dengan massa yang berusaha menghadang penggusuran itu dengan anggapan kuburan “Mbah Priuk” yang akan digusur. Semoga nasihat sederhana ini bermanfaat bagi kita semua.

Wallahu a’lam.

T A M M AT

[Dinukil dari tulisan Al Ustadz Abu Ibrahim Abdullah bin Mudakir Al Jakarty berjudul: Pelajaran dan Nasihat dari Peristiwa Bentrokan Berdarah di Kuburan “Mbah Priuk”]

Sumber: http://nikahmudayuk.wordpress.com/2010/04/17/pelajaran-dan-nasehat-dari-peristiwa-bentrokan-berdarah-di-kuburan-%e2%80%9cmbah-priok%e2%80%9d/

Kami adalah penuntut ilmu, seorang sunniy salafy

Ditulis dalam Aqidah Ahlus Sunnah, Matikan Bid'ah, sufi, Sufisme Tasawuf, Tauhid Prioritas Utama
KALENDER HIJRIAH

"Bukan suatu aib bagi seseorang untuk menampakkan manhaj Salafus Shalih, menisbatkan diri dan bersandar kepadanya bahkan wajib menerimanya dengan (menurut) kesepakatan para ulama karena sesungguhnya manhaj Salafus Shalih itu tidak lain hanyalah kebenaran." (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam Kitab Al Fatawa 4/149)

:: Pengunjung Blog Sunniy Salafy disarankan menggunakan Google Chrome [Klik disini] supaya daya jelajah anda lebih cepat ::

Radio Sunniy Salafy

Kategori
Permata Salaf

image