Sikap Salafus Shalih Berjihad Bersama Penguasa

 

Para ulama dan para imam yang mulia memfatwakan keharusan berjihad bersama penguasa, walaupun ia seorang yang jahat dan dzalim.


Al-Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata: “Berjihad bersama penguasa terus berlangsung hingga hari kiamat, terlepas apakah ia seorang penguasa yang baik atau jahat.”(Syarh Ushulil I’tiqad Lalikai, juz 1, hal.180)


Al-Imam Al-Bukhari rahimahullah berkata: “Aku telah bertemu dengan 1.000 orang lebih dari ulama Hijaz (Makkah dan Madinah), Kufah, Bashrah, Wasith, Baghdad, Syam dan Mesir…..” kemudian beliau berkata: “Aku tidak melihat adanya perbedaan di antara mereka tentang perkara berikut ini: (Beliau sebutkan sekian perkara, di antaranya) kewajiban menaati penguasa (dalam hal yang ma’ruf).” (Syarh Ushulil I’tiqad Lalikai, 1/194-197)
 

Al-Imam Abu Hatim Ar-Razi dan Al-Imam Abu Zur’ah Ar-Razi rahimahumallah berkata: “Kami telah menemui para ulama di seluruh negeri; Hijaz, Irak, Syam, dan Yaman, maka madzhab mereka adalah –beliau sebutkan beberapa perkara di antaranya–: Kita tegakkan jihad dan ibadah haji bersama para penguasa kaum muslimin di setiap masa dan jaman.”(Syarh Ushulil I’tiqad Lalikai, juz 1, hal. 199)
 

Al-Imam Al-Barbahari rahimahullah berkata: “Ketahuilah bahwa kejahatan penguasa tidak menghapuskan kewajiban yang Allah wajibkan melalui lisan Nabi-Nya. Kejahatannya akan kembali kepada dirinya sendiri, sedangkan kebaikan-kebaikan yang kamu kerjakan bersamanya mendapat pahala yang sempurna insya Allah, yakni kerjakanlah shalat berjamaah, shalat Jumat dan jihad bersama mereka, dan juga berperan sertalah bersamanya dalam semua jenis ketaatan (yang dipimpin olehnya).”(Thabaqat Al-Hanabilah karya Ibnu Abi Ya’la 2/36, dinukil dari Qa’idah Mukhtasharah, hal.14)
 

Al-Imam Ibnu Baththah Al-Ukbari rahimahullah berkata: “Telah sepakat para ulama ahli fiqh, ilmu, dan ibadah, dan juga dari kalangan ‘ubbad (ahli ibadah) dan zuhhad (orang-orang zuhud) sejak generasi pertama umat ini hingga masa kita ini bahwa shalat Jum’at, Iedul Fithri dan Iedul Adha, hari-hari Mina dan Arafah, jihad, haji, dan penyembelihan qurban dilakukan bersama penguasa, yang baik ataupun yang jahat.”(Al-Ibanah, hal 276-281, dinukil dari Qa’idah Mukhtasharah hal. 16)
 

Al-Imam Abu Ismail Ash-Shabuni rahimahullah berkata: “Ahlul hadits berpandangan (disyariatkannya) jihad melawan orang-orang kafir bersama penguasa walaupun mereka (para penguasa itu, red) orang-orang yang jahat.” (‘Aqidatus Salaf Ashhabil Hadits hal.106)
 

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata dalam Al-Aqidah Al-Wasithiyyah: “Ahlus Sunnah Wal Jamaah berkeyakinan (disyariatkannya) melaksanakan haji, jihad, dan shalat Jum’at bersama para penguasa yang baik ataupun yang jahat.”

Kami adalah penuntut ilmu, seorang sunniy salafy

Ditulis dalam Jihad Fii Sabilillah
KALENDER HIJRIAH

"Bukan suatu aib bagi seseorang untuk menampakkan manhaj Salafus Shalih, menisbatkan diri dan bersandar kepadanya bahkan wajib menerimanya dengan (menurut) kesepakatan para ulama karena sesungguhnya manhaj Salafus Shalih itu tidak lain hanyalah kebenaran." (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam Kitab Al Fatawa 4/149)

:: Pengunjung Blog Sunniy Salafy disarankan menggunakan Google Chrome [Klik disini] supaya daya jelajah anda lebih cepat ::

Radio Sunniy Salafy

Kategori
Permata Salaf

image