asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Aziz Sulaiman al-Qar’awi
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلا كَاشِفَ لَهُ إِلا هُوَ وَإِنْ يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلا رَادَّ لِفَضْلِهِ يُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Jika Allah menimpakan sesuatu kemudaratan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menyingkapnya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Yunus: 107)
Penjelasan per-kata
Jika Allah menimpakan sesuatu kemudaratan kepadamu: Jika diturunkan kemudaratan dari Allah Ta’ala kepadamu seperti sakit dan semacamnya.
Maka tidak ada yang dapat menyingkapnya: yakni tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia.
Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu: yakni mentakdirkan kebaikan untukmu.
Maka tak ada yang dapat menolak karunia-Nya: yakni tidak ada yang dapat menghalangi karunia-Nya.
Dia-lah Yang Maha Pengampun: banyak memberikan ampunan bagi siapa yang bertaubat bahkan kepada orang yang bertaubat dari dosa syirik.
Maha Penyayang: banyak memberikan kasih sayang.
Penjelasan global
Allah Subhanahu wa Ta’ala mengkabarkan kepada nabi-Nya Muhammad shallallahu’alaihi wasallam melalaui ayat ini bahwasanya kebaikan dan keburukan adalah takdir dari Allah Azza wa Jalla. Dan bahwasanya tiada seorangpun makhluk yang berkuasa menghilangkan keburukan dan mendatangkan kebaikan. Keduanya adalah mutlak kekuasaan Allah Azza wa Jalla yang mengharamkan kepada siapa yang Allah kehendaki dengan hikmah-Nya dan memberikan karunia-Nya kepada siapa yang Allah kehendaki.
Dan bahwasanya Dia banyak memberikan ampunan bagi siapa yang bertaubat bahkan kepada orang yang bertaubat dari dosa syirik sekalipun dan Dia banyak memberikan kasih sayang kepada orang yang bertaubat.
Faidah hadits ini
1. Bahwasanya kebaikan dan keburukan adalah takdir dari Allah Azza wa Jalla.
2. Penetapan sifat Allah al-Iradah (Maha Mentakdirkan) sesuai dengan kebesaran-Nya
3. Penetapan sifat Allah al-Masyi’ah (Maha Berkehendak) sesuai dengan kebesaran-Nya
4. Penetapan akan sempurnanya kekuasaan Allah dan penguasaan-Nya
5. Penetapan dua nama Allah dari al-Asmaul Husna yakni al-Ghafuur dan ar-Rahiim yang dengannya Allah memiliki sifat Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Ayat ini menunjukkan bahwasanya yang mampu menghilangkan kemudaratan dan mendatangkan manfaat hanyalah kekhususan Allah Azza wa Jalla. Maka mencarinya dari selain Allah Azza wa Jalla adalah perbuatan syirik.
[Dinukil dari kitab Al Jadid Syarhu Kitabut Tauhid, Penulis asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Aziz Sulaiman al-Qar’awi, hal. 124-125]
Baca juga 5 artikel terakhir di Blog Sunniy Salafy:
Perenungan yang berguna dan untuk dibiasakan sebagai prilaku agar dapat menjadi umat yang bersyukur dan bersabar.
Mbacanya gampang gak sampe 1 menit, tp menerapkannya susah. Gara-gara saudara saya yg suka fitnah dan menebar berita bohong akhirnya hidup keluarga saya berantakan. Sebenarnya saya harus marah sama saudara saya atau sama Allah yg menghendaki hal spt ini menimpa keluarga saya?