Orang-Orang Yang Bertoleransi

Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali

Dari Atha’ bin Farwah Radhiallahu’anhu, bahwasanya Utsman Radhiallahu’anhu pernah membeli sebidang tanah dari seseorang ternyata orang tersebut terlambat menyerahkan tanah tersebut kepadanya, Utsman Radhiallahu’anhu-pun menemuinya lalu bertanya : "Apa yang menghalangimu untuk mengambilkan hartamu?" Jawabnya : "Engkau membuat aku lalai, aku tidak menemui seorangpun melainkan dia pasti mencelaku". Utsman Radhiallahu’anhu berkata : "Apakah hal itu yang menghalangimu?" Jawabnya : "Ya". Ustaman Radhiallahu’anhu berkata : "Silakan engkau memilih antara tanahmu dan hartamu!" Kemudian dia mengisahkan, "Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Semoga Allah memasukkan ke dalam surga seseorang yang toleran dalam jual-beli, menagih dan memutuskan" (Hadits Riwayat Al-Baghawi 8/35 dengan sanad yang padanya ada kelemahan) (Penulis membawakan atsar ini sebagai pelajaran, adapaun dalil-dalil tentang toleransi, maka telah banyak beliau sebutkan dan shahih derajatnya (-pent))

Dari Abdullah bin Abi Qatadah dari ayahnya, bahwasanya dia pernah menuntut haknya dari seseorang lelaki, ternyata lelaki tadi bersembunyi darinya, dia bertanya : "Apa yang membuat engkau berbuat demikian ? Jawabnya : "Kesulitan membayar hutang" Maka diapun memintanya bersumpah, iapun bersumpah, lalu dia meminta bon catatan hutangnya dan diberikan kepada lelaki tersebut sembari berkata : "Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Barangsiapa yang memberi tangguh orang yang kesulitan atau meletakkan hutangnya, maka Allah akan menyelamatkan dia dari kengerian pada hari kiamat" (Muslim 1563 dan lainnya)

Adalah Qais bin Sa’d bin Ubadah termasuk dermawan yang terkenal hingga pada suatu hari dia jatuh sakit, ternyata saudara-saudaranya tidak segera menjenguknya, diapun bertanya tentang ketidakhadiran saudara-saudaranya tersebut, jawab mereka : "Sesungguhnya mereka merasa malu karena hutang mereka kepadamu" Diapun mengatakan: "Semoga Alllah merendahkan harta yang menghalangi para saudara untuk berkunjung". Lalu dia menyuruh seseorang untuk mengi’lankan (mengumumkan) : "Barangsiapa yang mempunyai hutang kepada Qais, maka telah dihalalkan untuknya!" Maka, tidak sampai sore hari diambang pintu rumah Qais telah pecah dikarenakan banyaknya orang yang datang untuk menjenguknya" (Lihat Madarijus Salikin 2/292)

Ibnul Qayyim Ragimahullah menggambarkan kepribadian gurunya, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah, seperti yang diungkapkan berikut ini :"Saya tidak pernah melihat seseorang-pun yang mengumpulkan perangai-perangai ini selain Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah semoga Allah mensucikan rohnya. Sebagai murid senior beliau menyatakan: "Saya ingin terhadap sahabatku seperti beliau mensikapi musuh-musuh dan lawan-lawannya, saya tidak pernah melihat beliau medo’akan kejelekan atas mereka sedikitpun, namun beliau mendo’akan kebaikan buat mereka.

Pada suatu hari saya (Ibnu Qayyim) pernah datang kepada beliau membawa berita gembira tentang kematian musuh beliau yang paling keras dan paling hebat gangguannya, ternyata beliau menghardikku, mengingkari tindakannku dan mengucapkan Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Raji’un, kemudian segera bangkit menuju rumah keluarganya untuk bertakziyah sembari berkata: "Saya yang akan menggantikan kedudukan dia buat kalian, tidak ada satu urusanpun yang kalian memerlukan bantuan melainkan aku akan membantu kalian!" Atau ucapan senada, maka keluarga itupun gembira dengan ucapan beliau, mendoakan kebaikan buat beliau dan memuliakan sikap beliau mudah-mudahan Allah merahmatinya dan meridloinya" (Madarijus Salikin 2/345) (Bila engkau ingin melihat kitabku "Ibnu Taimiyah Al-Muftara ‘alaihi" pasal "Ibnu Taimiyah wa Makarimul Akhlaq")

[Disalin dari kitab Samhatul Islam Fii Kitabi wa Sunnah, Edisi Indonesia Toleransi Islam Menurut Pandangan Al-Qur’an dan As-Sunnah, oleh Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali, penerbit Maktabah Salafy Press, penerjemah Abu Abdillah Muhammad Afifuddin As-Sidawi]

Kami adalah penuntut ilmu, seorang sunniy salafy

Ditulis dalam Akhlak Salaf, Urgensi Dakwah
KALENDER HIJRIAH

"Bukan suatu aib bagi seseorang untuk menampakkan manhaj Salafus Shalih, menisbatkan diri dan bersandar kepadanya bahkan wajib menerimanya dengan (menurut) kesepakatan para ulama karena sesungguhnya manhaj Salafus Shalih itu tidak lain hanyalah kebenaran." (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam Kitab Al Fatawa 4/149)

:: Pengunjung Blog Sunniy Salafy disarankan menggunakan Google Chrome [Klik disini] supaya daya jelajah anda lebih cepat ::

Radio Sunniy Salafy

Kategori
Permata Salaf

image