Larangan Berdusta

Dinukil dari kitab Riyadhus Shalihin lil Imam An Nawawi Rahimahullahu Ta’ala, dalam bab "tahrimu Kadziba (Larangan Berdusta)". Semoga bermanfaat.

Allah Ta’ala berfirman:

وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (al-lsra’: 36)

Allah Ta’ala juga berfirman:

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir” (Qaf: 18)

وعن ابن مسعود رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قال، قال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم: <إن الصدق يهدي إلى البر وإن البر يهدي إلى الجنة، وإن الرجل ليصدق حتى يكتب عند اللَّه صدِّيقاً؛ وإن الكذب يهدي إلى الفجور وإن الفجور يهدي إلى النار، وإن الرجل ليكذب حتى يكتب عند اللَّه كذاباً> مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari Ibnu Mas’ud Radhiallahu’anhu katanya: "Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya kejujuran menunjukkan kepada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan itu menunjukkan kepada surga dan sesungguhnya seseorang itu niscayalah berkata benar, sehingga dicatatlah ia di sisi Allah sebagai seorang yang jujur. Dan sesungguhnya kedustaan menunjukkan kepada keburukan dan sesungguhnya keburukan itu menunjukkan kepada neraka dan sesungguhnya seseorang itu niscayalah berkata dusta sehingga dicatatlah ia di sisi Allah sebagai seorang pendusta." (Muttafaq ‘alaih)

وعن عبد اللَّه بن عمرو بن العاص رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُما أن النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم قال: <أربع من كن فيه كان منافقاً خالصاً ومن كانت فيه خصلة منهن كانت فيه خصلة من نفاق حتى يدعها: إذا اؤتمن خان، وإذا حدث كذب، وإذا عاهد غدر، وإذا خاصم فجر> مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash radhiallahu ‘anhuma bahwasanya Nabi Shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Empat macam perkara, barangsiapa dalam dirinya terdapat semua perkara itu, maka ia adalah seorang munafik tulen dan barangsiapa yang dalam dirinya terdapat salah satu daripada empat perkara tadi, maka ia telah memiliki satu macam sifat dari kemunafikan, sehingga ia meninggalkan sifat itu, yaitu: apabila ia dipercaya berkhianat, apabila berkata berdusta, apabila berjanji mengingkari, dan apabila bertengkar jahat kelakuannya." (Muttafaq ‘alaih)

وعن ابن عباس رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُما عن النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم قال: <من تحلم لحلم لم يره كلف أن يعقد بين شعيرتين ولن يفعل، ومن استمع إلى حديث قوم وهم له كارهون صب في أذنيه الآنك يوم القيامة، ومن صور صورة عذب وكلف أن ينفخ فيها الروح وليس بنافخ> رَوَاهُ البُخَارِيُّ.

Dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma dari Nabi Shallallahu’alaihi wasallam sabdanya, "Barangsiapa yang mengaku-aku bermimpi melihat sesuatu yang sebenarnya tidak dilihatnya dalam mimpi, maka ia akan dipaksa untuk mengikatkan dua biji syair, tetapi ia tidak kuasa untuk melakukannya dan barangsiapa yang menguping sesuatu kaum, sedangkan mereka benci kalau hal itu didengar olehnya, maka dituangkanlah di kedua telinganya itu timah yang cair pada hari kiamat. Juga barangsiapa yang menggambar sesuatu (makhluk hidup), maka ia akan disiksa dan dipaksa untuk meniupkan ruh di dalam gambarnya itu, sedangkan ia tidak kuasa meniupkan ruh di dalamnya." (Riwayat Bukhari)

وعن ابن عمر رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُما قال، قال النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم: <أفرى الفرى أن يري الرجل عيناه ما لم تريا> رَوَاهُ البُخَارِيُّ

Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma, katanya: "Nabi Shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Seberat-berat dusta yang diperbuat ialah apabila seseorang itu mengaku bahwa kedua matanya melihat sesuatu padahal ia tidak melihatnya" (Riwayat Bukhari)

Kami adalah penuntut ilmu, seorang sunniy salafy

Ditulis dalam Akhlak Salaf, Kitab Riyadhus Shalihin, Potret Keluarga, Urgensi Dakwah
KALENDER HIJRIAH

"Bukan suatu aib bagi seseorang untuk menampakkan manhaj Salafus Shalih, menisbatkan diri dan bersandar kepadanya bahkan wajib menerimanya dengan (menurut) kesepakatan para ulama karena sesungguhnya manhaj Salafus Shalih itu tidak lain hanyalah kebenaran." (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam Kitab Al Fatawa 4/149)

:: Pengunjung Blog Sunniy Salafy disarankan menggunakan Google Chrome [Klik disini] supaya daya jelajah anda lebih cepat ::

Radio Sunniy Salafy

Kategori
Permata Salaf

image