Bolehnya Menisbatkan Diri Kepada Generasi Salaf dan Memakai Gelar Salafiyyah

Syaikh Abdussalam bin Salim As Suhaimi

Telah dimaklumi bersama bahwa seruan untuk mengikuti salaf atau dakwah kepada salafiyah tidak lain merupakan dakwah kepada Islam yang benar. Dan kembali kepada sunnah yang murni merupakan seruan untuk kembali kepada Islam seperti yang diturunkan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan diajarkan kepada para sahabat yang mulia Radhiyallahu ‘anhum. Maka tidaklah ragu bahwa dakwah ini adalah dakwah yang benar sehingga menisbatkan diri kepadanya adalah benar. Sungguh para imam kaum muslimin dari kalangan Ahlus Sunnah memiliki pengaruh yang besar dalam berdakwah kepada sunnah, kembali ke jalan salaf, kembali kepada manhaj mereka dan mencontoh mereka. Di antara para imam tersebut adalah imam-imam Ahlus Sunnah wal Jama’ah : Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Abu Bakar Muhammad bin Ishak bin Khuzaimah, Imam Abu Bakar Muhammad bin Al-Husain Al-Ajuri, Imam Abu Abdillah bin Baththah Al-Ukbari dan Imam Abul Qasim Isma’il bin Muhammad Al-Ashbahani. Kemudian Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan muridnya Ibnu Qayyim, dan Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab serta para Imam dakwah sesudah beliau. Mereka memberi andil dalam memunculkan manhaj salaf seiring dengan perjalanan waktu, menyirami pondasi agama dan aqidahnya dengan Kitabullah dan sunnah Rasul-Nya Shallallahu‘alaihi wasallam, serta perjalanan hidup Salafus Shalih dan tabi’in. mereka seluruhnya tegak membantah kebid’ahan yang menyimpang dari pondasi ini.

Jika hal itu diketahui, maka kita kembali kepada judul pasal ini,

جواز الانتساب إلى السلف والتلقب بالسلفية

“Bolehnya Menisbatkan Diri Kepada Generasi Salaf dan Memakai Gelar Salafiyyah”.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan:

لا عيب على من أظهر مذهب السلف وانتسب إليه واعتزى إليه بل يجب قبول ذلك منه فإن مذهب السلف لا يكون إلا حقاً " الفتاوى 4/149

“Tidak tercela orang yang menampakkan madzhab salaf, menisbatkan dan menyandarkan diri kepadanya, bahkan wajib menerima hal itu darinya, karena madzhab salaf tidak lain adalah kebenaran” [Al-Fatawa 4/149]

Imam As Sam’ani berkata dalam Al Ansaab 3/273:

السلفي بفتح السين والللام وفي آخرها الفاء هذه النسبة إلى السلف وانتحال مذاهبهم على ما سمعت منهم

(kata) -As Salafy- dengan huruf sin dan lam yang berharakat fathah dan huruf akhirnya fa’, ini adalah penisbatan kepada salaf dan menempuh madzhab mereka menurut apa yang telah engkau dengar dari mereka”.

Ibnu Asir mengomentari setelah ucapan As Sam’ani tersebut dengan mengatakan:

وعُرف به جماعة

“Dan dengannya jama’ah dapat dikenal”.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menyebutkan gelar salafiyah pada sebagian tulisannya kepada mereka yang berpendapat seperti pendapat salaf dalam masalah fauqiyah (keyakinan Allah Subhanahu wata’ala berada di langit) [1].

Imam Adz-Dzahabi rahimahullahu berkata dalam As-Siyar 12/380:

فالذي يحتاج إليه الحافظ أن يكون تقيّاً ذكيّاً …. سلفيّاً

“Maka yang dibutuhkan oleh seorang hafizh hendaknya dia bertakwa, cerdas… dan dia seorang salafy”.

Beliau mengungkapkan dalam As-Siyar 16/457 tentang Ad-Daruquthni rahimahullah:

لم يدخل الرجل أبداً في علم الكلام و لا الجدال و لا خاض في ذلك بل كان سلفيّاً

“Orang ini tidak pernah sama sekali masuk ke dalam ilmu kalam, tidak pula ilmu jidal, tidak pula mendalaminya bahkan dia adalah seorang salafy”.

Aku (Syaikh Abdussalam bin Salim As Suhaimi) katakan: Dan pada zaman sekarang ini penisbatan dan gelaran ini digunakan juga oleh para ulama yang mulia yang dikenal dengan komitmen dan pembelaannya terhadap sunnah seperti Syaikh Abdurrahman Al Muallimi rahimahullah (wafat 1386H) dalam kitabnya Al Qa’id il Tashhihil Aqa’id dan Syaikh Al Imam Al Alim Al Qudwah Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah dalam risalahnya berjudul Tanbihat Haamah ‘ala Maa Katabahu Muhammad Ali Ash Shabuni fi Shifatillahi Azza wa Jalla.

Dan sungguh Syaikh bin Baz rahimahullah pernah ditanya: Apa pendapatmu tentang orang yang menamakan dengan salafy atau atsary, apakah itu merupakan tazkiyah (pujian terhadap diri sendiri)?

Beliau rahimahullah menjawab: Jika benar orang tersebut sebagai pengikut atsar dan pengikut salaf maka tidak mengapa. Sama halnya para ulama salaf mengatakan si fulan salafy atau si fulan atsary. Tazkiyah adalah sebagai tazkiyah di sini adalah wajib. [2]

Demikian pula Syaikh Al Alim Al Allamah Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullah dalam Mukhtashar Al Uluw dan muqaddimah bagi Syarh Al Aqidah Ath Thahawiyah serta kitabnya At Tawassul.

Juga Syaikh Al Allamah Shalih Fauzan Al Fauzan sebagaimana dalam kitab Ajwibah Al-Mufidah (hal: 103) beliau ditanya apa itu Salafiyah? Apakah wajib menempuh manhajnya dan berpegang dengannya?

Maka beliau menjawab: As Salafiyah adalah menempuh manhaj salaf dari kalangan sahabat, tabi’in dan generasi yang utama dalam sisi aqidah, pemahaman dan akhlaq, dan wajib bagi setiap muslim untuk menempuh manhaj ini.

Juga di antaranya Syaikh Al Fadhil Ali bin Nashir Al Faqihi dalam Fathul Mubin Birradi ‘ala Naqdi Abdillah Al Ghumari li Kitabil Arbain. Mereka adalah orang-orang yang mulia dari kalangan ahli ilmu dan yang lainnya membolehkan penggunaan gelar “salafy" atau "salafiyah" atau "salafiyyin” dan yang dimaksud adalah orang yang menempuh manhaj salaf dan jalan mereka.

Dan sungguh sebagian penulis kontemporer yang menulis tentang madzhab-madzhab Islam menganggap “salafiyyin sebagai pengikut para pendahulu mereka dari kalangan para imam”. Mereka menganggap salafiyyin sebagai kelompok dengan karaktersitik khusus yang dikenal dengan sebutan tersebut, diantaranya adalah Muhammad Abi Zahrah, Musthafa Asy Syik’ah, Muhammad bin Sa’id Al Buthi dan yang lainnya. Mereka menganggap salafiyyin sebagai kelompok dengan karakteristik khusus yang dikenal dengan nama tersebut. Dan sungguh mereka mengisyaratkan kepada perkembangan sejarah perjalanan kelompok ini yang merupakan kelanjutan dari madrasah Ahmad bin Hanbal, lalu diperbaharui pada masa Ibnu Taimiyah dan Imam Muhammad bin Abdul Wahhab, dan mereka menganggap bahwa salafiyyin adalah orang-orang yang menggunakan gelar ini untuk dirinya.

Di antara mereka ada yang menganggap madzhab salafy adalah fase zaman dan bukan madzhab Islam, seperti Doktor Muhammad Sa’id Ramadhan Al Buthi. (Sama halnya para da’i yang mengajak kembali kepada madzhab salaf yang menyebutkan gelar ini untuk diri mereka sendiri atau orang lain yang menggelari mereka seperti itu, kemudian dikenal dengannya. Sesungguhnya tidak pernah diketahui baik dari para imam terdahulu kalangan Ahlus Sunnah, atau orang yang mengikuti manhaj mereka sampai zaman kita sekarang ini ada yang mengingkari mereka dalam hal itu atau menentang penyebutan gelar ini untuk mereka. Paling tidak, penggunaan gelar tersebut dan penisbatan diri kepadanya hanyalah merupakan sebuah istilah, dan tidak ada yang perlu diperselisihkan dari sebuah istilah) [3]

Kemudian, sebuah penilaian dilihat dari hakikat, makna, dan bukan dari lafazh-lafazh kosong. Telah disebutkan dahulu makna-makna yang menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan istilah salaf ini adalah orang yang berjalan di atas manhaj salafush shalih, dan mengikuti jalan mereka. Tidak ada perbedaan sedikitpun antara menggunakan nama salafiyyah ataupun Ahlus Sunnah wal Jama’ah sebagaimana telah lalu.

[Dinukil dari kitab Kun Salafiyyan Alal Jaadah, Penulis Abdussalam bin Salim As-Suhaimi, Edisi Indonesia Jadilah Salafy Sejati]

__________
Footnote
[1]. Sebagaimana beliau menyebutkannya bagi sejumlah ulama, lihat Bayanu Talbis Al-Jahmiyah 1/122 dan Da’ru Ta’arudhil Aqli Wan Naqli 7/134, 7/207
[2]. Dari muhadharah (ceramah) beliau yang berjudul "Haqqul Muslim" yang disampaikan di Thaif.
[3]. Lihat Wasathiyah Ahlis Sunnah wal Jama’ah Binal Firaq hal. 111 dengan sedikit perubahan.

Kami adalah penuntut ilmu, seorang sunniy salafy

Ditulis dalam Al Manhaj As Salafus Shalih, DAKWAH SALAFIYAH, Hidupkan Sunnah, Jadilah Salafy Sejati
KALENDER HIJRIAH

"Bukan suatu aib bagi seseorang untuk menampakkan manhaj Salafus Shalih, menisbatkan diri dan bersandar kepadanya bahkan wajib menerimanya dengan (menurut) kesepakatan para ulama karena sesungguhnya manhaj Salafus Shalih itu tidak lain hanyalah kebenaran." (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam Kitab Al Fatawa 4/149)

:: Pengunjung Blog Sunniy Salafy disarankan menggunakan Google Chrome [Klik disini] supaya daya jelajah anda lebih cepat ::

Radio Sunniy Salafy

Kategori
Permata Salaf

image