Sifat Hisab Pada Orang Kafir

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin

Berkata penulis (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah):

وَأَمَّا الْكُفَّارُ; فَلَا يُحَاسَبُونَ مُحَاسَبَةَ مَنْ تُوزَنُ حَسَنَاتُهُ وَسِيئَاتُهُ; فَإِنَّهُ لَا حَسَنَاتِ لَهُمْ, وَلَكِنْ تُعَدُّ أَعْمَالُهُمْ, فَتُحْصَى فَيُوقَفُونَ عَلَيْهَا, وُيقَرَّرون بِهَا

Adapun orang kafir, maka mereka tidak akan dihisab yang ditimbang kebaikan dan kejelekannya, karena mereka itu tidak memiliki kebaikan. Akan tetapi perbuatan mereka itu akan dihitung, kemudian dikhabarkan tentang amalan mereka, mereka akan mengakuinya dan mereka akan dibalas atasnya

Yang demikian itu semakna dengan hadits Ibnu Umar Radhiallahu’anhu dari nabi Shalallahu’alaihi wasallam ketika beliau menyebutkan hisab Allah atas hamba-Nya yang mukmin, sesungguhnya Allah Azza wajalla akan bersendiri dengannya, dan mengungkapkan dosa-dosanya kepada hamba tersebut. Kemudian beliau berkata,

"Adapun orang-orang kafir dan munafik, maka mereka akan diseru di segenap makhluk: mereka itu adalah orang yang mendustakan Rabb mereka. ketahuilah laknat Allah itu atas orang-rang yang zhalim. (Muttafaqun ‘alaih)

Dan dalam shahih Muslim dari dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu, dalam hadits yang panjang dari nabi Shallallahu’alaihi wasallam berkata,

"Maka Allah Ta’ala menemui hamba. Lalu Allah Ta’ala berfirman: "Wahai Fulan, tidakkah aku memuliakanmu? tidakkah Aku menjadikanmu sebagai tuan? tidakkah Aku menjodohkanmu? tidakkah Aku menundukkan bagimu kuda dan unta? Aku biarkan kamu sebagai pemimpin dan mendapat seperempat (rampasan)". Maka ia menjawab, "Ya". Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: "Maka Allah Ta’ala berfirman, "Apakah kamu menduga bahwa kamu akan bertemu Aku?" Dia menjawab, "Tidak". Lalu Allah Ta’ala berfirman, "Sesungguhnya Aku melupakanmu, sebagaimana kamu melupakan-Ku".

Kemudian Allah Ta’ala menemui orang yang kedua, lalu Dia berfirman: "Wahai Fulan, tidakkah aku memuliakanmu? tidakkah Aku menjadikanmu sebagai tuan? tidakkah Aku menjodohkanmu? tidakkah Aku menundukkan bagimu kuda dan unta? Aku biarkan kamu sebagai pemimpin dan mendapat seperempat (rampasan)". Maka ia menjawab, "Ya, wahai Rabbku". Lalu Allah Ta’ala berfirman, "Apakah kamu menduga bahwa kamu akan bertemu Aku?" Dia menjawab, "Tidak". Lalu Allah Ta’ala  berfirman, "Sesungguhnya Aku melupakanmu, sebagaimana kamu melupakan-Ku".

Kemudian Allah Ta’ala bertemu dengan orang yang ketiga, maka Allah Ta’ala berfirman kepadanya seperti itu juga. Lalu dia menjawab, "Wahai Rabbku, aku beriman kepada-Mu, kepada Kitab-Mu dan kepada Rasul-rasul-Mu, aku shalat, berpuasa dan bersedekah", dan la memuji dengan kebaikan yang di bawah kemampuannya. Maka Allah Ta’ala berfirman, "Jika demikian, disini". Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: "Kemudian dikatakan kepadanya, "Sekarang Kami bangkitkan saksi-saksi Kami atasmu". Dia berpikir dalam hatinya, "Siapakah orang yang menjadi saksi atasku?" Lalu mulutnya dikunci, dan dikatakan pada pahanya, daging dan tulangnya: "Berkatalah !", maka paha, daging dan tulangnya mengatakan amalnya. Yang demikian itu agar dapat membuat alasan bagi dirinya, itulah orang munafik dan itulah orang yang dimurkai Allah Ta’ala". (Riwayat Muslim).

Peringatan

Dalam perkataan penulis (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah):

وَأَمَّا الْكُفَّارُ; فَلَا يُحَاسَبُونَ مُحَاسَبَةَ مَنْ تُوزَنُ حَسَنَاتُهُ وَسِيئَاتُهُ; فَإِنَّهُ لَا حَسَنَاتِ لَهُمْ, وَلَكِنْ تُعَدُّ أَعْمَالُهُمْ, فَتُحْصَى فَيُوقَفُونَ عَلَيْهَا, وُيقَرَّرون بِهَا

Adapun orang kafir, maka mereka tidak akan dihisab yang ditimbang kebaikan dan kejelekannya, karena mereka itu tidak memiliki kebaikan. Akan tetapi perbuatan mereka itu akan dihitung , kemudian dikhabarkan tentang aalmn mereka, mereka akan mengakuinya dan mereka akan dibalas atasnya

Di sini ada isyarat bahwa hisab yang dinafikan dari mereka (orang kafir) adalah hisab berupa penimbangan amalan-amalan baik dan buruk. Adapun hisab berupa pengakuan dan gertakan maka ini pasti terjadi pada mereka sebagaimana ditunjukkan dalam hadits Abu Hurairah Radhiallahu’anhu di atas.

Faidah

Amalan yang pertama kali dihisab kepada seorang hamba adalah sholat, perkara hubungan sesama manusia yang pertama kali dihisab adalah darah (pembunuhan). Karena sholat adalah ibadan badan yang paling utama, dan karena darah adalah sebesar-besarnya pelanggaran hak-hak anak Adam.

[Dinukil dari kitab Syarah Aqidah Al Wasithiyah bab al iman bil yaumil akhir, Penulis Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Edisi Indonesia Ada Apa Setelah Kematian? Menelusuri Kejadian-Kejadian Setelah Hari Kiamat, Penerjemah Abu Hafsh ‘Umar Sarlam Al Atsary, Penerbit Pustaka Al Manshurah Poso, hal. 115-119]

Kami adalah penuntut ilmu, seorang sunniy salafy

Ditulis dalam Aqidah Ahlus Sunnah, Syarah Aqidah Al Wasithiyah
KALENDER HIJRIAH

"Bukan suatu aib bagi seseorang untuk menampakkan manhaj Salafus Shalih, menisbatkan diri dan bersandar kepadanya bahkan wajib menerimanya dengan (menurut) kesepakatan para ulama karena sesungguhnya manhaj Salafus Shalih itu tidak lain hanyalah kebenaran." (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam Kitab Al Fatawa 4/149)

:: Pengunjung Blog Sunniy Salafy disarankan menggunakan Google Chrome [Klik disini] supaya daya jelajah anda lebih cepat ::

Radio Sunniy Salafy

Kategori
Permata Salaf

image