Waspadai Pemikiran Menyimpang yang Mencoba Masuk ke Dalam Dada Kaum Muslimin

Asy Syaikh Rabi’ bin Hadi Al Madkhali

Bagian 8

Yang jelas bahwa perang pemikiran sudah lama datang dari musuh-musuh Islam. Sedangkan gambaran pada benak manusia sekarang bahwa perang pemikiran baru datang pada masa sekarang. Karena apa? Karena mereka tidak mengingkari khurafat-khurafat, kebid’ahan-kebid’ahan dan penta’thilan (pembuangan) sifat-sifat Allah. Mereka tidak menganggap itu semua sebagai kemungkaran, karena ini adalah aqidah mereka. Sehingga mereka terbayang bahwa perang pemikiran baru muncul di masa kini. Kasihan mereka! Mereka datang memerangi negeri tauhid dengan khurafat dan kebid’ahan-kebid’ahan mereka. Ghazwul fikri muncul pada masa Ma’mun, pada masa Jahm bin Shofwan. Sejak saat itulah bermunculan beragam tipu daya terhadap Islam. Pertama kali dengan menta’thilkan nama-nama dan sifat-sifat Allah serta mengingkari aqidah-aqidah Islam… dan seterusnya. Dan akhirnya tipudaya itu dilontarkan oleh tangan-tangan orang-orang Sufi dalam perkara tauhidul Ibadah. Dari sanalah timbul penta’thilan asma’ dan sifat-sifat Allah dan pengingkaran sebagian besar aqidah-aqidah islam. Pada puncaknya ahlul kalam mentahrifkan (memaknakan dengan makna yang bathil) La ilaha Illallah, orang-orang Sufi terpengaruh, sehingga klimaksnya timbul kerusakan yang parah yaitu terjatuh pada kesyirikan.

Demi Allah! Jika engkau pergi ke beberapa negara, niscaya engkau lihat bangunan-bangunan di bangun di atas kuburan, yang dulu orang jahiliyyah tidak mengenal bangunan di atas kuburan.

Pergilah engkau ke sebagian negeri, lihat bangunan (di atas kuburan) dan pohon-pohon yang digantungkan padanya, kain-kain yang diyakini di dalamnyua ada barakah. Engkau lihat kuburan-kuburan, anjing, keledai dan hewan-hewan lain diibadahi dari selain Allah. Ini adalah pelanggaran besar. Dakwah-dakwah politik –demi Allah- melihat hal ini namun justru mengiyakannya. Dakwah-dakwah tersebut keluar sangat jauh dari dakwah dan manhaj para Nabi serta dahwah tauhid. Padahal inilah poros pembicaraan seluruh kerasulan. Mereka (dai-dai politik) pergi sangat jauh ke pertikaian-pertikaian politik dengan nama “Islami.”

Kami membicarakan hal ini bukan untuk mencari muka manusia, kami hanya ingin memberi penerangan kepada orang yang tertipu dengan simbol-simbol ini yang menimbulkan kehancuran kaum muslimin dan tidak memberi manfaat apa-apa. Demi Allah, simbol-simbol ini tidaklah menambah kaum muslimin melainkan bencana. Dan tidaklah menambah di sisi Allah kecuali kerendahan dan kehinaan sampai mereka kembali kepada manhaj para nabi dan aqidah yang benar. Hingga mereka memperbaiki hal itu di sekolah-sekolah, universitas-universitas, rumah-rumah, akal-akal dan ahti-hati mereka. Apabila mereka memperbaiki aqidah-aqidah ini dan amal-amal dibangun di atasnya, maka bergembiralah akan datangnya pertolongan Allah, kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Namun jika tetap enggan dan tetap memegang simbol-simbol rusak semacam ini, maka demi Allah ummat hanya bertambah rendah dan hina.

Lihatlah tindakan musuh-musuh Islam dan perhatikanlah sikap kaum muslimin. La haula wa la quwwata illa billah. Mereka sekarang sudah mencapai jumlah milyaran, namun seperti buih, buih di lautan kecuali yang Allah beri taufik, karena apa? Demi Allah karena mereka menyia-nyiakan tauhid, maka Allah tidak peduli mau di lembah mana mereka hancur. Mereka dikuasai oleh manusia-manusia yang paling rendah: Orang-orang Yahudi, Hindu dan Nashara. Orang-orang Yahudi yang ditimpakan kepada mereka kerendahan dan kehinaan di manapun berada. Demi Allah mereka menghinakan kaum muslimin. Sekarang mereka menginjak-injak kepala kaum muslimin dengan kaki-kaki mereka. Orang-orang hindu lebih rendah dari mereka (Yahudi). Demi Allah mereka melecehkan kaum muslimin. Apa solusinya? Kembali kepada Tauhid. Bagaimana Allah akan menolong kalian, sedangkan berhala-berhala yang ada pada kalian lebih banyak daripada berhala-berhala yang ada pada orang-orang Nashrani dan Yahudi?! Bagaimana Allah akan menolong kalian, sedangkan mayoritas mereka menyakini bahwa para wali mengetahui perkara ghaib dan mengatur alam semesta?! Kalian tunduk bersimpuh kepada mahluk yang lemah, yang membutuhkan bantuan. Mereka adalah orang-orang yang tidak menguasai bagi diri-diri mereka madharat, manfaat, kematian, kehidupan dan kebangkitan. Demi Allah, mereka tidak menguasai bagi diri-diri mereka sedikitpun dari perkara itu.

Tatkala Allah Subhanahu wata’ala berkata kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam:

قُلْ لا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلا ضَرًّا إِلا مَا شَاءَ اللَّهُ

“Katakanlah aku tidak menguasai bagi diriku manfaat, tidak pula bahaya, kecuali apa yang Allah kehendaki.” (Al A’raf: 188)

Maka apa yang engkau inginkan setelah ini? Ucapan ini hak atau bathil? Yang tersirat pada orang-orang qubury (pengagung kuburan) ini mengatakan: “Tidak, ucapan ini tidak benar” –walaupun mereka tidak mendustakannya secara ucapan lisan-, akan tetapi kenyataannya mereka tidak menerima ucapan ini, tidak menerima, bahkan mengatakan: “Para wali bisa menolak madharat dan mendatangkan manfaat, Rasul bisa menolak madharat dan mendatangkan manfaat.” Ya akhi jadi engkau menentang Al Qur’an apabila aqidahmu demikian. Apabila engkau meyakini hal ini. Sedangkan Allah mengkafirkan perbuatan ini. Dia berfirman:

قُلْ إِنِّي لا أَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَلا رَشَدًا

“Katakanlah: Sesungguhnya aku tidak menguasai bagi kalian madharat tidak pula petunjuk.” (Al Jin: 21)

Apa yang engkau inginkan? Tidak menguasai bagi dirinya, orang lain, putrinya, tidak pula yang lainnya. Beliau bersabda kepada mereka:

لا أغني عنكم من الله شيئا

“Aku tidak bermanfaat sedikitpun bagi kalian dari (adzab) Allah.”

Beliau berkata:

قال يا معشر قريش أو كلمة نحوها اشتروا أنفسكم لا أغني عنكم من الله شيئا يا بني عبد مناف لا أغني عنكم من الله شيئا يا عباس بن عبد المطلب لا أغني عنك من الله شيئا ويا صفية عمة رسول الله لا أغني عنك من الله شيئا ويا فاطمة بنت محمد صلى الله عليه وسلم سليني ما شئت من مالي لا أغني عنك من الله شيئا

“Hai Bani Abdi Manaf, hai sekalian orang-orang Quraisy, -atau kalimat semisal ini- belilah diri-diri kalian. Aku tidak bermanfaat sedikitpun bagi kalian dari (adzab) Allah. Wahai Bani Abdi Manaf aku tidak bermanfaat sedikitpun bagi kalian dari (adzab) Allah. Wahai Abbas bin Abdul Mutholib, aku tidak bermanfaat sedikitpun bagi kalian dari (adzab) Allah. Wahai Shafiyah bibi Rasulullah, aku tidak bermanfaat sedikitpun bagi kalian dari (adzab) Allah. Wahai Fathimah bintu Rasulullah, mintalah harta kepadaku sekehendakmu, aku tidak bermanfaat sedikitpun bagi kalian dari (adzab) Allah.” (Diriwayatkan oleh Al Bukhari di dalam Tafsir bab Wa andzir ‘Asyirataka wal aqrabin No. 4771 dan Muslim di dalam Al Iman bab Wa andzir ‘Asyirataka wal Aqrabin No. 206 dan lain-lain)

Apa yang engkau inginkan setelah ini? Allah memerintahkan Rasul-Nya shallallahu’alaihi wa sallam untuk mengatakan:

إِنْ أَنَا إِلا نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

“Tidaklah aku ini melainkan hanya seorang pemberi peringatan dan pemberi kabar gembira bagi kaum yang beriman.” (Al A’raf: 188)

Dan berfirman:

إِنْ أَنَا إِلا نَذِيرٌ مُبِينٌ

“Aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang sangat jelas.” (Asy Syu’ara’: 115)

Inilah kepentinganku. Allah mewahyukan kepadaku dan aku menyampaikannya. Aku memberitakan kabar gembira dengan surga bagi oran-orang beriman dan memperingatkan orang-orang kafir dari neraka. Inilah yang aku miliki dan aku mampu. Adapun menolak madharat, mendatangkan manfaat, memberi kebahagiaan, mecelakakan, memberi petunjuk, dan menyesatkan maka seluruhnya hanya bagi Allah Rabb semesta alam.

وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ

“Jika aku mengetahui perkara ghaib, niscaya aku akan memperbanyak kebaikan.” (Al A’raf: 188)

قُلْ لا أَقُولُ لَكُمْ عِنْدِي خَزَائِنُ اللَّهِ وَلا أَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلا أَقُولُ لَكُمْ إِنِّي مَلَكٌ

“Kakanlah: Aku tidak mengatakan kalian di sisiku ada perbendaharaan Allah dan aku tidak mengetahui yang ghaib serta aku tidak mengatakan kepada kalian bahwa aku seorang malaikat.” (Al An’am: 50)

Bersambung…

[Disalin dari kitab At Tauhid Awwalan, edisi Indonesia Memulai Dakwah Dengan Tauhid: Solusi Tepat Memperbaiki Ummat, oleh Syaikh Rabi’ bin Hadi Al Madkhali, penerbit Darul Ilmi, penerjemah Zuhair Syarif, judul oleh Admin Blog Sunniy Salafy]

Sumber: Ebook CHM kompilasi oleh akhuna fillah Abu Bakrah Ahmad Al Makassari :: http://ashthy.wordpress.com/2007/11/18/memulai-dakwah-dengan-tauhid-solusi-tepat-memperbaiki-ummat/

Kami adalah penuntut ilmu, seorang sunniy salafy

Ditulis dalam Tauhid Prioritas Utama, Urgensi Dakwah
KALENDER HIJRIAH

"Bukan suatu aib bagi seseorang untuk menampakkan manhaj Salafus Shalih, menisbatkan diri dan bersandar kepadanya bahkan wajib menerimanya dengan (menurut) kesepakatan para ulama karena sesungguhnya manhaj Salafus Shalih itu tidak lain hanyalah kebenaran." (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam Kitab Al Fatawa 4/149)

:: Pengunjung Blog Sunniy Salafy disarankan menggunakan Google Chrome [Klik disini] supaya daya jelajah anda lebih cepat ::

Radio Sunniy Salafy

Kategori
Permata Salaf

image