Pelajaran dan Nasihat dari Peristiwa Bentrokan Berdarah di Kuburan “Mbah Priuk” (Bagian 1)

Al Ustadz Abu Ibrahim Abdullah Bin Mudakir

Bagian 1

Sebuah peristiwa yang sangat menyedihkan dan memprihatinkan yang terjadi pada hari rabu kemarin di tanjung priok tepatnya didaerah Koja, peristiwa bentrokan antara satpol PP dan massa tak sedikit yang menjadi korban baik dari satpol PP ataupun masyarakat umum, baik yang luka–luka bahkan ada yang sampai meninggal, sebuah fenomena yang membuat hati sedih dan dada terasa sesak melihat kejadian itu, hanya karena persoalan kuburan yang dikeramatkan, antara satpol PP yang ingin membersihkan bangunan gapura kuburan dan bangunan liar yang ada disekitar kuburan dan massa yang memahami bahwa satpol PP akan menggusur kuburan “Mbah Priok” yang dikeramatkan. Banyak pelajaran yang dapat diambil dari realita kejadian bentrokan berdarah itu, oleh karena itulah tulisan ini hadir insya Allah sebagai sebuah renungan dan nasihat untuk kaum muslimin atas kejadian bentrokan berdarah di kuburan “Mbah Priok”.

Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ المُنْكَرِ وَأُوْلَئِكَ هُمُ المُفْلِحُونَ

”Dan hendaklah diantara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar dan mereka itulah orang-orang yang beruntung“ (Ali Imran: 104)

Nabi Shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

عَنْ أَبِي رُقَيَّةَ تَمِيْم الدَّارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ . قُلْنَا لِمَنْ ؟ قَالَ : لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُوْلِهِ وَلأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِمْ

Dari Abu Ruqayah Tamiim Bin Aus Ad-Daari bahwa Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassam bersabda, ”Agama adalah nasihat”. Kami (para sahabat) berkata,  "Untuk siapa wahai Rasulullah?" Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam berkata, "Untuk Allah, Rasul-Nya, kitab-Nya, para pemimpin kaum muslimin dan kaum muslimin seluruhnya.“ (HR. Muslim)

Ummat dan kebodohan yang meliputinya

Inilah di antara realita yang terungkap dari peristiwa tersebut, kebodohan yang sangat menyelimuti ummat ini, hal ini dilihat karena mereka sangat mudah terpancing dengan sesuatu keadaan sehingga melakukan hal yang membahayakan dunia dan akhirat mereka, di antaranya dengan berdemo dan berunjuk rasa bahkan melakukan aksi kekerasan hanya bertujuan untuk mempertahankan kuburan yang dianggap keramat. Sekitar satu atau dua minggu sebelum terjadinya peristiwa ini terdapat selebaran–selebaran yang ditempel di masjid- masjid (termasuk mushola disamping rumah ana) yang mengajak orang untuk berdemo dalam rangka agar satpol PP tidak menggusur kuburan yang mereka keramatkan itu, akhirnya berkumpullah massa yang sangat banyak untuk berdemo berhadapan dengan satpol PP yang sangat rentan terjadi kericuhan, qadarullah terjadilah apa yang terjadi. Di samping itu yang lebih parah lagi yaitu bodohnya mereka dari tujuan mereka diciptakan yaitu untuk mentauhidkan Allah Subhanahu wata’ala, untuk beribadah kepada Allah Ta’ala semata dan menjauhi segala kesyirikan dan segala ketergantungan kepada selain Allah Azza wajalla termasuk kepada kuburan.

Allah Subhanahu wata’ala berfirman,

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

”Dan tidaklah aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali hanya untuk beribadah kepadaku” (Adz Dzariyat: 56)

Berkata Ibnu Abbas Radhiallahu‘anhu: “Setiap apa yang terdapat di dalam Al Qur’an dari ibadah, bermakna tauhid” (Tafsir Al Baghawi, dinukil dari Syarh Qawaidul Arba’ Syaikh Khalid Ar Radadi)

Wahai kaum muslimin, sejauh mana seseorang melalaikan dari agama dengan tidak mengilmui dan mengamalkannya, sejauh itupula seseorang secara sebab akan mengalami kesengsaraan di dunia dan di akhirat, seperti apa yang menimpa ummat pada peristiwa kemarin adalah sebabnya kebodohan. Mereka dengan sangat mudah terprovokasi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab sehingga melakukan berbagai pelanggaran syariat di antaranya kekerasan bahkan pembunuhan.

Wahai kaum muslimin, ketahuilah kebodahan merupakan penyebab terbesar yang menyeret seseorang ke dalam pelanggaran yang diharamkan, seperti kekufuran, kemurtadan, kesyirkan, kefasikan dan kemaksiatan.

Simaklah sebuah ayat yang menjelaskan akibat dari jauhnya seseorang dari ilmu menjadi sebab ia terjatuh kepada pelanggaran tauhid. Pelanggaran terhadap hak Allah Subhanahu wata’ala dengan menyamakan Allah Subhanahu wata’ala dengan makhluk Nya.

Allah Ta’ala berfirman

قَالُوا يَا مُوسَى اجْعَل لَنَا إِلَهًا كَمَا لَهُمْ آلِهَةٌ قَالَ إِنَّكُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُونَ

“Bani Israill berkata: Wahai Musa buatlah untuk kami sebuah sesembahan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa sesembahan (berhala). Musa menjawab: “sesungguhnya kamu itu kaum yang tidak mengetahui (bodoh terhadap Allah)…” (Al A’raaf: 138)

Berkata Asy Syaikh Al Allamah Abdurahman As Sa’di Rahimahullah: “Kebodohan mana yang lebih besar dari seseorang yang bodoh terhadap Rabbnya, Penciptanya dan ia ingin menyamakan Allah dengan selain Nya, dari orang yang tidak dapat memberikan manfaat dan mudharat (bahaya), tidak mematikan, tidak menghidupkan dan tidak memiliki hari perkumpulan (kiamat) “ (Taisirul Karimurrahman Syaikh Al Allamah Abdurahman As Sa’di pada ayat ini)

Simaklah dalam ayat lain yang insyaallah akan menambah jelas bahwa kebodohan adalah sebab seseorang terjatuh kepada kekufuran

قُلْ أَفَغَيْرَ اللهِ تَأْمُرُونِي أَعْبُدُ أَيُّهَا الْجَاهِلُونَ

“Katakanlah: maka apakah kamu menyuruh aku menyembah selain Allah, hai orang- orang yang tidak berpengetahuan?“ (Az Zumar: 64)

Lalu simaklah ayat lainnya yang menjelaskan bagi kita bahwa kebodohan menyebabkan seseorang terjatuh kedalam kemaksiatan kepada Allah, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman

أَئِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِنْ دُونِ النِّسَاءِ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُونَ

“Mengapa kamu mendatangi laki- laki untuk (memenuhi) nafsu (mu) bukan (mendatangi) wanita? sebenarnya kamu adalah kaum yang tidak mengetahui” (An Naml: 55)

Itulah penjelasan sederhana bahwasanya kebodohan adalah sumber malapetaka yang akan membahayakan dunia dan akhirat seseorang.

Wahai kaum muslimin, bersegeralah menuntut ilmu agama ini dengan pemahaman yang benar yang dilandasi oleh Al Qur’an dan As Sunnah (Hadist) dengan pemahaman salafus shalih (generasi yang terdahulu dari kalangan orang-orang shalih), karena hal itu menjadi sebab kita akan selamat dari perbuatan yang akan membahayakan dunia dan akhirat kita dan sebab kita akan bahagia hidup di dunia dan di akhirat kelak insya Allah. Mulailah menuntut ilmu dari hal yang paling penting seperti permasalahan tauhid, aqidah islamiyah, sholat, puasa dan yang lainnya. Allah Ta’ala berfirman tentang keutamaan ilmu yang seharusnya kita bersemangat untuk mencarinya,

يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ

“Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman diantara kalian, serta orang-orang yang berilmu beberapa derajat “ (Al Mujadilah: 11)

Dan Rasululllah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّيْنِ

“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan pada seseorang maka Allah pahamkan agama pada orang tersebut” (HR. Bukhari dan Muslim dari Muawiyah Radiyalallahu‘anhu)

Wahai kaum muslimin, tuntutlah ilmu agama ini dari orang yang mempunyai pemahaman agama yang benar, yang melandasi pemahamannya di atas Al Qur’an dan As Sunnah (Hadist) dengan pemahaman para salafus shalih (generasi sahabat, tabiin dan tabiut tabiin) dan yang mengikuti jejak mereka, bukan mengambil agama ini dari orang–orang yang kerjanya mengerahkan ummat untuk berdemo atau berunjuk rasa atau mengkeramatkan kuburan atau bahkan untuk kepentingan dunia, yang hal ini akan membahayakan seseorang yang mengikutinya. Berhati–hatilah wahai ummat dari orang-orang sesat yang mengajak kepada neraka jahannam.

Dari Hudzaifah Bin Yaman bertanya kepada Rasulullah “…… Maka aku bertanya lagi apakah sesudah kebaikkan (yang bercampur kekeruhan itu) akan datang lagi kejahatan? Beliau menjawab : Ya, yaitu para dai yang menyeru dari di pintu-pintu jahannam, barangsiapa yang mengikutinya dakwah mereka, pasti mereka akan melemparkannya ke dalam neraka jahannam.“ (HR. Bukhari dan Muslim)

Bersambng…

[Dinukil dari tulisan Al Ustadz Abu Ibrahim Abdullah bin Mudakir Al Jakarty berjudul: Pelajaran dan Nasihat dari Peristiwa Bentrokan Berdarah di Kuburan “Mbah Priuk”]

Sumber: http://nikahmudayuk.wordpress.com/2010/04/17/pelajaran-dan-nasehat-dari-peristiwa-bentrokan-berdarah-di-kuburan-%e2%80%9cmbah-priok%e2%80%9d/

Kami adalah penuntut ilmu, seorang sunniy salafy

Ditulis dalam Aqidah Ahlus Sunnah, Matikan Bid'ah, sufi, Sufisme Tasawuf, Tauhid Prioritas Utama
KALENDER HIJRIAH

"Bukan suatu aib bagi seseorang untuk menampakkan manhaj Salafus Shalih, menisbatkan diri dan bersandar kepadanya bahkan wajib menerimanya dengan (menurut) kesepakatan para ulama karena sesungguhnya manhaj Salafus Shalih itu tidak lain hanyalah kebenaran." (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam Kitab Al Fatawa 4/149)

:: Pengunjung Blog Sunniy Salafy disarankan menggunakan Google Chrome [Klik disini] supaya daya jelajah anda lebih cepat ::

Radio Sunniy Salafy

Kategori
Permata Salaf

image