Kumpulan Syair Penggugah Jiwa (Bagian 7)

Berikut kami tampilkan syair-syair penggugah jiwa yang kami kumpulkan dari berbagai sumber. Semoga bermanfaat.

(Bagian 7)

47. PROBLEMATIKA PERGAULAN DAN MENCARI TEMAN

Ibnu Baththah menyebutkan bait-bait ini, Asy Sya’bi berkata, Aly bin Abi Tahlib berkata kepada seorang laki-laki yang berteman dengan seseorang yang ia tidak suka laki-laki itu bergaul dengannya :

Janganlah engkau berteman dengan teman yang bodoh.
Hati-hatilah engkau darinya.
Betapa banyak orang bodoh yang merusak seorang yang baik ketika berteman dengannya.
(Al Qaulul Baligh, syaikh Hummud At Tuwaijiri hal. 30)

Seseorang itu dinilai dengan temannya ketika ia berjalan bersamanya.
Dan sesuatu dengan yang lainnya mengandung kias dan keserupaan.
Juga ruh dengan ruh yang lain sebagai bukti ketika saling bertemu.
Orang yang cerdas jika ia melihat apa yang menakutkannya akan berjaga-jaga.
Orang yang lalai akan tertipu seiring dengan peredaran masa ia akan tertimpa petaka.
Siapa yang memahami perjalanan waktu tidak akan meremehkan nikmat yang ada padanya.

Dan ia berkata –juga– :
Jika kamu tidak sakit berteman dengan orang sakit dan menjadi temannya berarti kamu orang yang sakit.

Ibnu Baththah juga menyebutkan bahwa Abu Bakr bin Al Anbary berkata kepada kami, Ubay mengucapkan syair kepada Abul Atahiyah :

Siapa lagi yang akan tersamar bagimu jika kamu perhatikan teman dekatnya
Dan pemuda dengan wataknya merupakan tanda yang bercahaya di keningnya

Abu Bakr Al Arjaniy berkata dalam syairnya :
Ketika aku uji manusia aku meminta dari mereka teman yang dapat dipercaya ketika menghadapi kesulitan.
Kelapangan dan kesulitan memperebutkan keadaanku aku berteriak ke seluruh penjuru adakah yang mau membantu.
Aku tidak dapati kecuali banyak yang gembira dengan kesulitanku dan aku tidak temukan kecuali banyak yang iri dengan kebahagiaanku.

Penyair lain berkata :
Siapa yang ingin meluaskan pergaulan hendaknya ia bertaqwa dan bersikap lembut.
Menundukkan pandangan dari kejelekan orang yang berbuat jelek dan sabar dengan kejahilan teman.

(Kilauan Mutiara Hikmah Dari Nasihat Salaful Ummah, terjemah dari kitab Lamudduril Mantsur minal Qaulil Ma’tsur, karya Syaikh Abu Abdillah Jamal bin Furaihan Al Haritsi)

Adi bin Zaid, seorang penyair Arab, berkata:

عَنِ الْـمَرْءِ لاَ تَسْأَلْ وَسَلْ عَنْ قَرِيْنِهِ فَكُلُّ قَرِيْنٍ بِالْـمُقَارَنِ يَقْتَدِي
إِذَا كُنْتَ فِي قَوْمٍ فَصَاحِبْ خِيَارَهُمْ وَلاَ تُصَاحِبِ الْأَرْدَى فَتَرْدَى مَعَ الرَّدِي

Tidak perlu engkau bertanya tentang (siapa) seseorang itu, namun tanyalah siapa temannya.
Karena setiap teman meniru temannya.
Bila engkau berada pada suatu kaum maka bertemanlah dengan orang yang terbaik dari mereka.
Dan janganlah engkau berteman dengan orang yang rendah/hina niscaya engkau akan hina bersama orang yang hina.
Karenanya lihat-lihat dan timbang-timbanglah dengan siapa engkau berkawan.

48. MEMINTA HANYA KEPADA ALLAH

Allah akan marah jika engkau tinggalkan meminta pada-Nya
Sedang Bani Adam jika dipinta akan marah.

49. MENJUAL KESESATAN DENGAN PETUNJUK

Aku heran dari (perbuatan) orang yang menjual kesesatan dengan petunjuk !
Dan aku lebih heran dari orang yang membeli dunia dengan Agama

50. MENGENAL KEJELEKAN UNTUK MENJAUHINYA

Seorang penyair berkata:

عَرَفْتُ الشَّرَّ لاَ لِلشَّرِّ وَلَكِنْ لِتَوَقِّيْهِ
وَمَنْ لَمْ يَعْرِفِ الْخَيْرَ مِنَ الشَّرِّ وَقَعَ فِيْهِ

Aku kenal kejelekan bukan untuk melakukannya, namun untuk menjauhinya
Siapa yang tidak kenal kebaikan dari kejelekan, tentu akan terjerumus padanya

51. SYAIR PUJIAN UNTUK ASY SYAIKH MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB

Al-Imam Asy-Syaukani rahimahullahu (Yaman). Ketika mendengar wafatnya Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, beliau layangkan bait-bait pujian terhadap Asy-Syaikh dan dakwahnya. Di antaranya:

Telah wafat tonggak ilmu dan pusat kemuliaan
Referensi utama para pahlawan dan orang-orang mulia
Dengan wafatnya, nyaris wafat pula ilmu-ilmu agama
Wajah kebenaran pun nyaris lenyap ditelan derasnya arus sungai

Asy-Syaikh Mulla ‘Umran bin ‘Ali Ridhwan (Linjah, Iran). Beliau –ketika dicap sebagai Wahhabi– berkata:

Jikalau mengikuti Ahmad dicap sebagai Wahhabi
Maka kutegaskan bahwa aku adalah Wahhabi
Kubasmi segala kesyirikan dan tiadalah ada bagiku
Rabb selain Allah Dzat Yang Maha Tunggal lagi Maha Pemberi

52. BAIT SYAIR SYARAT KALIMAT TAUHID

Laa Ilaha illallah memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi bagi setiap pengikrarnya. Semua syarat tersebut tidak diharuskan untuk dihafal akan tetapi cukup untuk diamalkan kandungannya walaupun tidak dihafal. (lihat Tuhfatul Murid hal. 3). Syarat-syaratnya terhimpun dalam bait syair dibawah ini:

عِلْمٌ يَقِيْنٌ وَإِخْلاَصٌ وَصِدْقُكَ مَعَ
مَحَبَّةٍ وَانْقِيَادٍ وَالْقَبُوْلِ لَهَا

Ilmu, yakin dan ikhlas berikut kejujuranmu bersama.
Cinta, ketundukan dan kepasrahan menerimanya.

Fitrah manusia yang suci pasti dalam hatinya akan menyakini keesaan Allah subhanahu wata’ala. Sebagaimana perkataan penyair:

وَفِيْ كُلِّ شَيْءٍ لَهُ آيَةٌ
تَدُلُّ عَلَى أَنَّهُ اْلوَاحِدُ

Dan pada segala sesuatu terdapat tanda-tanda bagi-Nya
Yang semua itu menunjukkan bahwa Allah adalah Esa.

53. YANG MEMANG SUDAH UTAMA MAKA TIDAK PERLU DIPERDEBATKAN LAGI

Kapan saja kukatakan bahwa tuanku itu lebih utama daripada orang-orang itu, berarti aku telah merendahkan orang yang lebih kuutamakan itu. Tidak tahukah engkau bahwasanya pedang ini akan dihinakan oleh anak muda jika dia berkata bahwa pedang ini lebih tajam daripada tongkat?” (Yatimatud Dahr karya Ats Tsa’labî rahimahullah Juz 2 hal. 224)

Bagi Allah-lah mutiara penyair,
Tidak benar sedikitpun dalam akal jikalau siang butuh bukti.

Sungguh benar apa yang dikatakan oleh seorang penyair :

ليس كل خلاف جاء معتبرا
إلا خلاف له حظ من النظر

Tidak semua khilaf yang datang itu bisa dianggap.
Kecuali jika khilaf tersebut memiliki sisi pandang.

Seorang penyair berkata:

ألم تر أن السيف ينقص قدره إذا قيل إن السيف أمضى من العصا

Tidakkah engkau ketahui bahwa sebilah pedang menjadi kurang mutunya
Bila dikatakan: sesungguhnya pedang itu lebih tajam dari tongkat

Bersambung… insya Allah

[Dari berbagai sumber]

 

Kami adalah penuntut ilmu, seorang sunniy salafy

Ditulis dalam Kata-Kata Mutiara, Syair
KALENDER HIJRIAH

"Bukan suatu aib bagi seseorang untuk menampakkan manhaj Salafus Shalih, menisbatkan diri dan bersandar kepadanya bahkan wajib menerimanya dengan (menurut) kesepakatan para ulama karena sesungguhnya manhaj Salafus Shalih itu tidak lain hanyalah kebenaran." (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam Kitab Al Fatawa 4/149)

:: Pengunjung Blog Sunniy Salafy disarankan menggunakan Google Chrome [Klik disini] supaya daya jelajah anda lebih cepat ::

Radio Sunniy Salafy

Kategori
Permata Salaf

image