Peristiwa Didekatkannya Matahari di Atas Kepala pada Hari Kiamat

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin

Diisyaratkan penulis kitab Syarah Al Aqidah Al Waasithiyyah (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah) dengan perkataannya :

وَتَدْنُو مِنْهُمْ الشَّمْسُ

Matahari akan didekatkan kepada mereka.

Yakni didekatkan kepada mereka sejauh satu mil. Dan jarak satu mil tersebut sama saja, apakah satu mil jarak perjalanan (1 mil = +1,6 km) atau satu mil (seperti batang/stick untuk memakai celak mata), yang demikian itu sangat dekat. Kalau di dunia saja sudah sedemikian panasnya, sementara jaraknya dengan kita sedemikian jauhnya, lalu bagaimanakah kalau matahari tersebut didekatkan satu mil ke kepala kita?1

Terkadang ada yang berkata: “Sudah ma’ruf sekarang, kalau matahari didekatkan sedekat rambut niscaya akan membakar bumi, bagaimana mungkin ketika hari itu didekatkan sedekat itu, dan dalam keadaan makhluk tidak terbakar?’’

Maka jawabannya: “Bahwasanya manusia akan dikumpulkan di hari kiamat dan kekuatannya tidaklah seperti kekuatannya sekarang. Bahkan lebih kuat dan lebih mampu untuk menanggung beban demikian. Kalau sekarang manusia berdiri lima puluh hari di bawah matahari tanpa naungan dan tanpa makan dan minum, maka manusia tidak akan mampu, bahkan mereka akan mati ! Akan tetapi nanti pada hari kiamat mereka akan tinggal selama lima puluh ribu tahun, tidak makan dan juga tidak minum, tidak ada naungan, kecuali naungan Allah subhanahu wata’ala. Bersamaan dengan itu mereka akan menyaksikan kengerian yang amat sangat dan mereka akan menanggung sendiri.”

Maka ambillah pelajaran dengan ahli neraka, bagaimana mereka menanggung kengerian yang amat dahsyat. Sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala,

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِنَا سَوْفَ نُصْلِيهِمْ نَارًا كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُودُهُمْ بَدَّلْنَاهُمْ جُلُودًا غَيْرَهَا لِيَذُوقُوا الْعَذَابَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَزِيزًا حَكِيمًا

”Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (An Nisaa’: 56)

Dan ambillah pelajaran pula dari penduduk surga, ketika manusia di sana bisa melihat kerajaannya yang jauhnya seribu tahun hingga ujungnya, sebagaimana melihat bagian dekatnya. Diriwayatkan demikian dari Nabi shallallahu’alaihi wasallam.2

Kalau ada orang berkata: "Apakah ada orang yang selamat dari matahari?"

Maka jawabannya adalah: "Ya. Di sana ada manusia yang Allah subhanahu wata’ala menaungi mereka dalam naungan-Nya pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya. Sebagaimana yang dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam :

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ: إِمَامٌ عَادِلٌ, وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللهِ, وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلِّقٌ بِالْمَسَاجِدِ, وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِي اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ, وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصَبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ: إِنِّي أَخَافُ اللهَ, وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لاَ تَعْلَمُ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ, وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ

“Ada tujuh golongan, yang Allah subhanahu wata’ala akan menaunginya di suatu hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: Imam yang adil, seorang pemuda yang tumbuh dalam ketaatan kepada Allah subhanahu wata’ala, seorang lakilaki yang hatinya selalu terikat dengan masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah subhanahu wata’ala, berkumpul karena Allah subhanahu wata’ala, dan berpisah karena Allah subhanahu wata’ala. Dan seorang laki laki yang dipanggil oleh wanita yang cantik lalu dia berkata: ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allah subhanahu wata’ala’. Dan seseorang yang bersedekah sambil menyembunyikannya sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya. Dan seseorang yang berdzikir kepada Allah subhanahu wata’ala sambil menyendiri hingga menangis kedua matanya.” (HR. Al Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu)3

Dan di sana juga ada golongan lainnya yang Allah subhanahu wata’ala menaunginya dalam naungan-Nya pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya. Perkataan Beliau shallallahu’alaihi wasallam, ”Tidak ada naungan kecuali naungan-Nya” yaitu kecuali naungan yang Allah subhanahu wata’ala ciptakan, bukan yang seperti yang dipahami oleh sebagian orang bahwasanya naungan tersebut adalah Dzat Allah subhanahu wata’ala itu sendiri, maka ini adalah keyakinan yang batil karena kalau demikian berarti matahari ketika itu berada di atas Allah subhanahu wata’ala.

Maka ketika di dunia mungkin kita masih bisa membuat naungan untuk kita, akan tetapi pada hari kiamat tidak ada naungan lagi kecuali naungan yang Allah subhanahu wata’ala ciptakan untuk melindungi orang-orang yang Allah subhanahu wata’ala kehendaki dari kalangan hamba-hamba-Nya.

[Dinukil dari kitab Syarh Al ‘Aqiidah Al Waasithiyyah bab Al Iimaan bil Yaumil Aakhir, Penulis Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Edisi Indonesia Ada Apa Setelah Kematian? Menelusuri Kejadian-Kejadian di Hari Kiamat, Penerjemah Abu Hafsh ‘Umar Al Atsary, Penerbit Pustaka Al Isnaad Tangerang, hal. 48-52]

__________
Footnote:

1 Sebagaimana dalam hadits shahih riwayat Muslim (2864) dari hadits Al Miqdad bin Al Aswad radhiallahu’anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Matahari akan didekatkan pada hari kiamat dengan makhluk hingga jaraknya dengan mereka sejauh satu mil, maka manusia akan berkeringat sesuai dengan kadar amalan mereka, di antara mereka ada yang ditenggelamkan hingga dua mata kakinya, di antara mereka ada sampai kedua lututnya, di antara mereka ada yang ditenggelamkan sampai pinggangnya, di antara mereka ada yang sampai ditenggelamkan hingga mulutnya." Berkata Al Miqdad : Beliau sambil berisyarat ke mulutnya.

2 Diriwayatkan Ahmad (2/46), At Tirmidzi (2553), Al Hakim (2/509) dan didha’ifkan oleh Asy Syaikh Al Albani dalam Adh Dha’ifah (1985).

3 Riwayat Al Bukhari (220) dan Muslim (1031) dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu.

Kami adalah penuntut ilmu, seorang sunniy salafy

Ditulis dalam Aqidah Ahlus Sunnah, Kiamat, Syarah Aqidah Al Wasithiyah
1 comments on “Peristiwa Didekatkannya Matahari di Atas Kepala pada Hari Kiamat

Komentar ditutup.

KALENDER HIJRIAH

"Bukan suatu aib bagi seseorang untuk menampakkan manhaj Salafus Shalih, menisbatkan diri dan bersandar kepadanya bahkan wajib menerimanya dengan (menurut) kesepakatan para ulama karena sesungguhnya manhaj Salafus Shalih itu tidak lain hanyalah kebenaran." (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam Kitab Al Fatawa 4/149)

:: Pengunjung Blog Sunniy Salafy disarankan menggunakan Google Chrome [Klik disini] supaya daya jelajah anda lebih cepat ::

Radio Sunniy Salafy

Kategori
Permata Salaf

image