Jakarta – Kementerian Luar Negeri terus memantau perkembangan situasi dan keamanan di Yaman pasca penyerangan yang dilakukan kelompok pemberontak rafidhah syiah al hautsi ke ma’had Dar al-Hadits di dammaj yang dikelola oleh ahlusunnah. Jika situasi tidak kunjung membaik tentu Kemlu akan segera mengambil tindakan.
“Semua tergantung perkembangan di lapangan. Yang pasti kita selalu siap dan berupaya memberikan perlindungan bagi seluruh warga kita,” terang Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Michael Tene, kepada detikcom, Kamis (1/12/2011).
Keputusan melakukan evakuasi tentu juga harus mempertimbangkan banyak hal. Sebagai langkah awal, lanjutnya, Kemlu melalui KBRI yang ada di Yaman sudah meminta seluruh warga Indonesia menjauhi daerah konflik.
“Situasi ini masih terus berkembang dari langkah awal. Seperti yang sudah KBRI lakukan untuk warga kita yang ada di sana diminta untuk keluar dulu dari daerah itu, dari wilayah yang rawan dan aman. Sesudah itu tentunya kita akan lihat apa perlu balik ke Indonesia atau bagaimana karena pertimbangan dari pelajar itu cukup penting, yang penting mereka keluar agar biar terhindar dari konflik,” jelasnya.
Sementara itu 2 santri asal Indonesia yang menjadi korban luka yakni Abdul Hadi asal Medan dan Abu Yusuf asal Ambon, kata Michael, sudah mendapatkan perawatan. Informasi terakhir yang ia terima keduanya sudah bisa beraktivitas kembali.
Sedangkan untuk korban yang tewas bernama Abu Soleh asal Batubara, Medan dan Abu Haidar asal Kuala Simpang Aceh, sudah dimakamkan di Yaman.
“Atas izin keluarga dimakamkan di sana. Idealnya memang dikembalikan ke Indonesia, tapi mengingat situasi keamanan di sana sangat sulit dengan seizin keluarga dimakamkan di sana, dan informasi yang diterima sudah dimakamkan,” jelas Michael.
(lia/vit) | detikNews
Allah selalu membela yg benar, allahuakbar