Astaghfirullah..!! Ikhwanul Muslimin Mesir Akan Melindungi Perayaan Ibadah dan Liburan Orang-Orang Kafir

KAIRO: Tahun lalu, tahun sebelumnya, serangan terhadap gereja-gereja Kristen di Mesir selama musim liburan telah menjadi hal yang biasa. Adapun tahun ini, IM yang sedang populer di negeri Mesir mengatakan akan melindungi orang Kristen yang tengah mempersiapkan diri untuk Natal Koptik pada 7 Januari mendatang.

“Kami telah memutuskan untuk membentuk komite Ikhwanul Muslimin untuk melindungi gereja-gereja sehingga tangan dosa tidak merusak perayaan seperti yang mereka lakukan beberapa kali di bawah rezim lama,” kata hizbiy itu dalam sebuah pernyataan.

IM, dengan sayap politiknya Hizbul Hurriyah wal ‘Adalah (Partai Kebebasan dan Keadilan), mengambil hampir separuh dari semua suara dalam dua putaran pertama pemilihan parlemen, yang disebut junta militer pada saat ini berkuasa, untuk mengamankan gereja-gereja di seluruh negeri selama perayaan tahun baru dan Natal minggu depan.

“Kami meminta Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata dan polisi untuk melindungi gereja-gereja dengan cara yang sama mereka melindungi TPS selama pemilu,” kata Ikhwan.

bikyamasr

Kami adalah penuntut ilmu, seorang sunniy salafy

Ditulis dalam Aqidah Ahlus Sunnah, Firqah Hizbiyah, Ikhwanul Muslimin, INFO SUNNIY, Mesir, Tauhid Prioritas Utama, Urgensi Dakwah
5 comments on “Astaghfirullah..!! Ikhwanul Muslimin Mesir Akan Melindungi Perayaan Ibadah dan Liburan Orang-Orang Kafir
  1. anggi berkata:

    Assalamualaikum ustadz…
    bagaimana pandangan ustadz mengenai partai An – Nur (Salafy)… syuqron ustadz…

    Wa’alaikumussalam warohmatullah
    Kami memandang tidak boleh seorang salafy ikut ambuil bagian dalam demokrasi. Adapun yang dilakukan sekelompok orang yang mengaku salafy dan membentuk hizbunnur adl pendapat yang lemah. Sebagian ulama as salaf berkata, “hati adl lemah sedangkan syubhat menyambar-nyambar”. Syubuhat di sana sangat kuat di mana sebagian ahlul bid’ah dan hizbiyyah fasih berbahasa arab, memakai pakaian yang sunnah dan pintar dalam mengucapkan dalil sehingga sebagian orang yang sudah iltizam di atas assunnah tergiur oleh omongannya.

    Kita berlindung kepada Allah dari kuat syubuhat dan lemahnya jiwa kita dan kita meohon kepada Allah agar kita dicukupkan dengan manhaj as salaf (di atas Al Quran dan As Sunnah menurut pemahaman salafus shalih) dan berdiri bersama para ulama yang komitmen di atas manhaj salaf.

    Wallahul musta’an.

  2. elfath berkata:

    assalamu’alaikum wr wb
    islam datang membawa rahmat bagi seluruh alam.
    dia tidak hanya membawa rahmat bagi yang bertaqwa, tetapi juga kepada yang kafir…
    jadi saya setuju jika ada seseorang yang menghormati dan tidak mengganggu peribadahan umat lain…
    wallahulmusta’an

  3. salafy berkata:

    bukankah Rasul juga mengajarkan untuk melindungi kafir dzimmi? melindungi acara Ibadah itu tugas negara, ini karena ikhwan sekarang menjadi pemimpin di Mesir, bukan berarti ikhwan membenarkan agama lain. Ya benar, Islam Rahmatan lil A’lamin

  4. Shabra berkata:

    Fenomena toleransi keagamaan lainnya dalam peradaban kita ialah berpartisipasi dalam hari-hari raya keagamaan dengan segala kesemarakan dan keindahannya. Sejak masa pemerintahan dinasti Umayyah, kaum Nasrani selalu menyelenggarakan perayaan-perayaan umum di jalan-jalan raya yang dikawal oleh salib-salib dan tokoh-tokoh agama dengan pakaian kependetaan mereka.[1]

    Kepala Uskup, Michael pernah memasuki kota Iskandariah dalam sebuah perayaan yang meriah. Di hadapannya terdapat lilin-lilin, salib-salib dan Injil-Injil. Para pendeta berseru, “Tuhan telah mengirimkan kepada kita penggembala Al Ma`mun yang merupakan Markus baru.” Itu terjadi pada masa pemerintahan Hasyim bin Abdul Malik.

    Pada masa pemerintahan Ar Rasyid ada kebiasaan orang-orang Nasrani ke luar yaitu ke luar dalam suatu pawai besar yang di kawal oleh salib. Hal itu terjadi pada hari raya Paskah. Al Maqrizi menuturkan dalam Ahsanut Taqasim bahwa pada hari raya kaum Nasrani pasar-pasar di Syiraz selalu dihias dan orang Mesir merayakan awal pasang sungai Nil pada waktu hari raya Salib.

    Sedangkan Al Maqrizi menuturkan dalam Khuthat-nya bahwa pada masa dinasti Ikhsyidiah orang-orang selalu merayakan hari raya Ghitas secara besar-besaran. Pada tahun 330 Hijriah berlangsung perayaan hari raya Ghitas yang sangat meriah. Muhammad bin Thung Al Ikhsyidi duduk di istananya di Jazirah Al Manil. Di sekelilingnya dinyalakan seribu lampu.

    Rakyat berlayar bersamanya sambil menyalakan obor, lampu dan lilin. Sampan-sampan penuh dengan ribuan orang Nasrani dan Muslim. Tidak ada lagi tempat kaki berpijak karena banyaknya manusia. Mereka semua mengenakan pakaian yang terbaik dan segala perhiasannya. Mereka mengeluarkan makanan dan minuman dan meletakkannya dalam wadah-wadah emas dan perak. Pada malam itu pintu-pintu gerbang tidak terkunci. Sebagian besar manusia menyelam ke dalam air karena yakin mandi pada malam Ghitas bisa menyembuhkan penyakit.

    Yang aneh, fenomena-fenomena cinta-kasih semacam ini terus berlanjut hingga pada Perang Salib dimana bangsa Barat melancarkan serangan bersejarah paling keras terhadap negeri-negeri Islam atas nama Salib. Pengembara Ibnu Jubair bercerita mengenai perjalannya: Peristiwa paling aneh yang terjadi adalah api fitnah yang berkobar antara dua kelompok, kaum Muslimin dan nasrani.

    Di satu sisi kedua belah pihak bertemu dan peperangan di musim panas pun berlangsung antara mereka, sedang di sisi lain kafilah-kafilah dari Mesir menuju Damaskus melewati negeri-negeri Eropa selalu mengalir tak terputus. Kaum Muslimin tetap membayar pajak kepada kaum Nasrani di negeri mereka, sedangkan pedagang-pedagang Nasrani membayar pajak atas barang-barang dagangannya di negeri-negeri kaum Muslimin. Kesepakatan antara mereka adalah kelurusan.

    Yang berperang sibuk dengan peperangannya sedang yang lain tetap dalam keselamatan dan dunia adalah untuk menang.

    http://www.hasanalbanna.com/prinsip-toleransi-beragama-dalam-peradaban-islam-2/

  5. muslimah berkata:

    pemimpin di masa dahulu berbeda dengan pemimpin di masa sekarang. juga orang2 di sekitarnya. rakyatnya juga.. pemimpin di masa dahulu tidak lepas bermusyawarah dan minta nasehat kpd para ulama ahlusunnah. tapi sekarng.. mengaget syi’ah dan kufaar. apakah sama??

Tinggalkan komentar

KALENDER HIJRIAH

"Bukan suatu aib bagi seseorang untuk menampakkan manhaj Salafus Shalih, menisbatkan diri dan bersandar kepadanya bahkan wajib menerimanya dengan (menurut) kesepakatan para ulama karena sesungguhnya manhaj Salafus Shalih itu tidak lain hanyalah kebenaran." (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam Kitab Al Fatawa 4/149)

:: Pengunjung Blog Sunniy Salafy disarankan menggunakan Google Chrome [Klik disini] supaya daya jelajah anda lebih cepat ::

Radio Sunniy Salafy

Kategori
Permata Salaf

image