Baginya Penghidupan Yang Sempit Akibat Berpaling

Untuk renungan kita, terkadang kita merasa hampa, tidak bahagia, serba kekurangan. Atau kita dalam keadaan berkecukupan tapi serasa kosong relung jiwa dan tidak mendapat ketenangan. Marilah kita introspkesi diri. Semalam seperti biasa saya tilawah Al Quran dan sampai saya melwati sebuah ayat dan itu adalah surat Thoha pada ayat ke 124-126. Semakin saya ulang-ulang semakin hati bergetar. Segera saya membuka kitab tafsir ibnu katsir untuk melihat apa maknanya. Semoga bermanfaat saudaraku.

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى. قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا. قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَى

Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. Berkatalah ia: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?” Allah berfirman: “Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamu pun dilupakan“. 
(QS. Thoha : 124-126)

Tafsir ayat ini :

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي

“Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku“,

Berkata Imam ibnu Katsir, maksudnya menentang perintah-Ku dan apa yang Aku turunkan kepada rasul-Ku. Ia juga berpaling dan melupakan rasul-Nya serta mengambil petunjuk selainnya.

فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا

“maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit“,

Berkata Imam ibnu Katsir, yakni sempit di dunia, sehingga tidak ada ketenangan dan kelapangan di dadanya. Dadanya terasa sempit dan menyesakkan karena kesesatannya. Walupun meski secara lahiriyah ia merasa senang, dapat berpakaian sekehendaknya hatinya, makan dan bertempat sesukanya, tetapi selama hatinya tidak tulus menerima keyakinan dan petunjuk, niscaya ia berada dalam kegoncangan, kebimbangan, dan keraguan, dan ia akan terus berada dalam keraguan. yang demikian itu merupakan bagian dari sempitnya kehidupan.

Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari ibnu Abbas, yaitu hidup sengsara.

Adh Dhahhak mengatakan, yakni perbuatan jahat dan rizki yang buruk. Hal yang sama juga dikemukakan ‘Ikrimah dan Malik bin Dinar.

Al Bazzar meriwayatkan dari Abu Hurairah, dari Nabi Shallallahu’alaihi wasallam yaitu Adzab kubur (sanad hadits ini jayyid).

وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى

“dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta“,

Berkata Mujahid, Abu Shalih, dan As Suddi, yakni tidak ada hujjah baginya.

Sedangkan ‘Ikrimah mengatakan, dibutakan matanya dari segala sesuatu kecuali neraka jahannam.

Berkata ibnu Katsir, mungkin hal itu berarti bahwa ia akan dibangkitkan dan dihimpun menuju neraka jahannam dalam keadaan buta mata dan hati sebagaimana firman Allah Subhanahu wata’ala dalam QS. Al Isra : 97 :

وَنَحْشُرُهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى وُجُوهِهِمْ عُمْيًا وَبُكْمًا وَصُمًّا مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ كُلَّمَا خَبَتْ زِدْنَاهُمْ سَعِيرًا

“Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat (diseret) atas muka mereka dalam keadaan buta, bisu dan pekak. Tempat kediaman mereka adalah neraka Jahanam. Tiap-tiap kali nyala api Jahanam itu akan padam Kami tambah lagi bagi mereka nyalanya.”

Oleh karena itu dia berkata,

قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا

“Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?”

Berkata ibnu Katsir, yaitu ketika di dunia.

Allah Subhanahu wata’ala menjawab,

كَذَلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَى

“Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamu pun dilupakan“.

Berkata ibnu Katsir, yakni setelah kamu berpaling dari ayat-ayat Allah dan memperlakukannya seperti perlakukan orang yang belum pernah mendengarnya setelah semuanya disampaikan kepadamu, lalu kamu melupakannya, berpaling darinya, dan mengabaikannya, maka seperti itulah sekarang ini Kami memperlakukanmu, yaitu perlakuan yang melupakanmu.

Karena balasan setimpal dengan perbuatan sebagaimana Dia berfirman dalam QS. Al A’raf : 51 :

الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَهُمْ لَهْوًا وَلَعِبًا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فَالْيَوْمَ نَنْسَاهُمْ كَمَا نَسُوا لِقَاءَ يَوْمِهِمْ هَذَا وَمَا كَانُوا بِآيَاتِنَا يَجْحَدُونَ

“(yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan kehidupan dunia telah menipu mereka”. Maka pada hari (kiamat) ini, Kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini, dan (sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami”

Wallahu a’lam.
 

Kami adalah penuntut ilmu, seorang sunniy salafy

Ditulis dalam Hidupkan Sunnah, Renungan Salaf, Urgensi Dakwah
KALENDER HIJRIAH

"Bukan suatu aib bagi seseorang untuk menampakkan manhaj Salafus Shalih, menisbatkan diri dan bersandar kepadanya bahkan wajib menerimanya dengan (menurut) kesepakatan para ulama karena sesungguhnya manhaj Salafus Shalih itu tidak lain hanyalah kebenaran." (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam Kitab Al Fatawa 4/149)

:: Pengunjung Blog Sunniy Salafy disarankan menggunakan Google Chrome [Klik disini] supaya daya jelajah anda lebih cepat ::

Radio Sunniy Salafy

Kategori
Permata Salaf

image