Ada Kabar Salah Penetapan 1 Syawal 1432H, Warga Saudi Tenang Saja

Jakarta – Beredar kabar di Indonesia bahwa pemerintah Arab Saudi salah menetapkan 1 Syawal. Namun di Saudi tidak ada kehebohan soal penetapan 1 Syawal. Masyarakat di Saudi tenang-tenang saja lantaran berpatok pada apa yang diputuskan pemerintahnya.

“Tidak ada kehebohan di sini. Kalau memang terjadi kesalahan penetapan dan Pemerintah Saudi minta maaf sampai membayar kaffarat, tentu diberitakan. Tapi saya di sini tidak mendengar kabar tentang itu. Warga Saudi juga tenang-tenang saja. Yang heboh malah di negara kita ya,” tutur pembimbing haji asal Makassar, Utadz Thalib Bonto, dalam perbincangan dengan detikcom, Kamis (1/9/2011).

Thalib mengaku, dia dan warga Saudi menjalankan salat Idul Fitri pada Selasa 30 Agustus 2011. Dia melaksanakan salat Id di Masjidl Haram.

“Ulama Saudi itu dikenal konsisten dengan pendapat. Sangat jarang sekali mencabut keputusannya, bahkan selama di sini saya tidak pernah mendengar ada yang mencabut keputusannya,” sambung Thalib yang sudah 17 tahun ini mondar-mandir Saudi-Indonesia.

Dia mengatakan, umat Muslim di Saudi mendapat pengumuman Kementerian Agama setempat pada 29 Agustus selepas isya bahwa hilal telah terlihat di beberapa tempat. Karena itu keesokan harinya atau 30 Agustus merupakan 1 Syawal.

“Mungkin sebelumnya ada perdebatan di kalangan astronom tentang kemungkinan bisa terlihat atau tidaknya hilal. Tapi yang diumumkan oleh kementerian adalah apa yang sudah disepakati. Ini berbeda dengan di Indonesia, di mana ormas Islam bisa menentukan,” tutur Thalib.

Sementara itu, media lokal berbahasa Arab http://www.okaz.com.sa kemarin memunculkan artikel tentang 1 Syawal di Saudi. Dalam artikel tersebut, Sheikh Abdul Aziz Aal al Sheikh yang merupakan ulama senior di Saudi menyebut, penetapan berakhirnya Ramadan dan masuknya Syawal di Saudi sudah benar.

Sebelumnya seperti diberitakan Arabnews pada 26 Agustus, memang terjadi perdebatan terkait 1 Syawal. Sebab berdasarkan hitungan ilmu astronomi, tidak mungkin bisa melihat hilal pada 29 Agustus. Namun ulama Saudi telah menerima laporan tentang terlihatnya hilal sesuai prosedur yang telah dijalankan. Setelah ada rekomendasi dari para ulama, pemerintah Saudi pun mengumumkan 1 Syawal. Penetapan ini menjadi acuan bagi warga di Saudi.

Kabar yang beredar di Tanah Air belakangan ini mengatakan, pemerintah Saudi salah menetapkan 1 Syawal. Sebab badan astronomi setempat mengaku telah melihat hilal pada 29 Agustus kemudian menyampaikan apa yang dilihat bukan bulan melainkan planet Saturnus. Bahkan disampaikan pemerintah Saudi konon telah membayar kafarat untuk masalah ini kurang lebih sebesar SR 1 miliar.

“Saya juga mendapat kiriman kabar itu dari Tanah Air. Bahkan ada juga kabar kalau Menteri Agama di Indonesia yang salah menetapkan 1 Syawal sehingga minta maaf. Bagaimana coba ini? Di sini yang kemudian menetapkan berakhirnya Ramadan adalah pengadilan dan bukan masyarakat kelompok tertentu,” ucap Thalib.

(vit/mad) | detikNews

Kami adalah penuntut ilmu, seorang sunniy salafy

Ditulis dalam Arab Saudi, Idul Fitri, INFO SUNNIY, Syawal

Tinggalkan komentar

KALENDER HIJRIAH

"Bukan suatu aib bagi seseorang untuk menampakkan manhaj Salafus Shalih, menisbatkan diri dan bersandar kepadanya bahkan wajib menerimanya dengan (menurut) kesepakatan para ulama karena sesungguhnya manhaj Salafus Shalih itu tidak lain hanyalah kebenaran." (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam Kitab Al Fatawa 4/149)

:: Pengunjung Blog Sunniy Salafy disarankan menggunakan Google Chrome [Klik disini] supaya daya jelajah anda lebih cepat ::

Radio Sunniy Salafy

Kategori
Permata Salaf

image