Tempat-tempat yang Disunnahkan untuk Dikunjungi Ketika Berkunjung ke Madinah

Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i

Tanya:

Tempat-tempat mana saja yang disunnahkan untuk dikunjumgi (ketika berhaji, pen.)?

Jawab:

Masalah tempat ini telah lalu (pembahasannya). Para pembimbing thawaf dan guide ziarah banyak mengerjakan perbuatan sia-sia, serta tidak mementingkan kewajiban hajinya sebagaimana yang Allah Ta’ala kehendaki. Ada beberapa tempat yang disunnahkan untuk dikunjungi. Jika kamu ke Madinah maka niatkanlah untuk berkunjung ke Masjid Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

لاَ تَشُدُّوا الرِّحاَلَ إِلاَّ إِلَى ثَلاَثَةِ مَساَجِدَ. مَسْجِدِي هَذاَ وَالْمَسْجِدِ الْحَراَمِ وَالْمَسْجِدِ اْلأَقْصَى

“Jangan kalian bepergian (mengadakan safar dengan tujuan ibadah) kecuali kepada tiga masjid: masjidku ini, Masjid Al-Haram, dan Masjid Al-Aqsha.” (HR. Al-Bukhari no. 1139 dan Muslim no. 415, dan datang dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu)

Jika kamu pergi dan sampai ke Madinah maka disunnahkan untuk shalat dua rakaat kemudian berkunjung ke (makam) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan pemakaman Baqi’. Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dahulu mengunjungi mereka. Kemudian berkunjunglah ke makam para syuhada Uhud karena dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga mengunjunginya dan begitu juga mengunjungi masjid Quba’ karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dahulu selalu mengunjunginya pada hari Sabtu.

Adapun berziarah ke Masjid Naqah dan Masjid Sab’ah tidak ada contohnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Yang lebih mengherankan lagi adalah khurafat pada orang-orang Iran, saya tidak tahu apakah masih ada atau tidak? Mereka pergi ke Hurrah Syarqiyyah, padahal tempat ini pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak ditempati kecuali oleh orang-orang yahudi yang mengatakan bahwa ini tempat menderumnya unta. Perkara seperti ini dan yang semisalnya memang seharusnya dilarang untuk dikunjungi.

Saya nasehatkan kepada seluruh kaum muslimin agar tidak berpanutan kepada para guide tour dan para pembimbing haji. Guide memang sesuai dengan namanya dan pembimbing haji pun termasuk orang-orang thawaf (suka keliling) yang tidak peduli dengan urusan haji. Sehingga masalah sembelihan pun mereka rekayasa terhadap orang-orang yang haji. Bila mereka telah menyembelih maka mereka mengatakan, “Kamu bermadzhab Syafi’i, dan Imam Syafi’i membolehkan kepadamu untuk pergi ke Mina sebelum terbitnya fajar.” Sebenarnya yang mereka lakukan itu semua bukan karena madzhab Syafi’i atau Maliki, mereka menyembelih agar supaya orang-orang yang haji bisa makan dari daging tersebut maka yang seperti ini akan menjadi tanggungan atas orang-orang yang haji, mereka adalah para pencuri harta.

Seharusnya seseorang melakukan haji bersama orang yang berilmu, karena Ali bin Abi Thalib dan Abu Musa pernah mengatakan, “Labbaika hajjan sebagaimana haji Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.”

Kalau ada seorang Sunniy yang ditanya dalil dan tidak mendatangkan dalil maka dia adalah seorang yang hanya kamu sangka sebagai sunniy. Begitu juga kamu menyangka seorang itu sebagai Sunniy, padahal kamu tidak mengetahuinya kecuali ia ihram dengan haji ifrad dan ia tidak membawa hewan sembelihan, lalu kamu menyangka seseorang sebagai Sunniy padahal kamu tidak mengetahuinya kecuali ia ihram pada saat haji dan umrah (keduanya digabung) dan ia tidak membawa hewan sembelihan, kamu harus minta dalilnya. Saya nasehatkan kepada kaum muslimin agar mengerjakan bersama orang yang faqih dan tanyakan dalilnya kepadanya. Wallahul musta’an.

[Dinukil dari Tanya Jawab Bersama Syaikh Muqbil, penerjemah Al-Ustadz Ja’far Shalih dan Abu Muqbil Ahmad Yuswaji, Lc. Penerbit Pustaka Salafiyah, Banyumas. Hal. 284-286]

Kami adalah penuntut ilmu, seorang sunniy salafy

Ditulis dalam Fatwa, Fiqih, Haji, Madinah, Umrah
KALENDER HIJRIAH

"Bukan suatu aib bagi seseorang untuk menampakkan manhaj Salafus Shalih, menisbatkan diri dan bersandar kepadanya bahkan wajib menerimanya dengan (menurut) kesepakatan para ulama karena sesungguhnya manhaj Salafus Shalih itu tidak lain hanyalah kebenaran." (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam Kitab Al Fatawa 4/149)

:: Pengunjung Blog Sunniy Salafy disarankan menggunakan Google Chrome [Klik disini] supaya daya jelajah anda lebih cepat ::

Radio Sunniy Salafy

Kategori
Permata Salaf

image