Puluhan Thullabul Ilmiy Indonesia Terancam di Yaman

Pemerintah Indonesia mengatakan ada 100 santri asal Indonesia di ma’had Darul Hadits, Damaj,Yaman

Perwakilan Indonesia di Yaman mengkhawatirkan jumlah korban WNI akan bertambah akibat serangan dan pengepungan kelompok bersenjata al-Houti, di kota Damaj, Yaman, setelah serangan pada 26 November lalu menewaskan dua santri berkewarganegaraan Indonesia dan melukai 2 lainnya.

Kelompok al-Houti, yang berideologikan Syiah, telah mengepung ma’had itu, menganut paham Sunni, sejak satu setengah bulan terkahir setelah konflik bertahun-tahun antara dua kelompok.

ma’had Darul Hadits merupakan minoritas di Provinsi Houti namun sejak lama berhasil menarik ribuan santri untuk belajar disana.

Kedutaan Besar Republik Indonesia di Yaman, memperkirakan ada sekitar 7000 santri disana saat ini, 100 orang diantaranya berkewarganegaraan Indonesia.

“Makanya setiap hari kita masih deg-degan terus menunggu kabar kalau-kalau ada serangan baru dan korban jatuh lagi,” kata Wakil Dubes Indonesia untuk Yaman, Agus Syarief Bustaman kepada wartawan BBC Indonesia, Dewi Safitri melalui sambungan telepon dari Sanaa.

Upaya KBRI membebaskan para santri, menurut Agus, terbentur pada sulitnya meyakinkan mereka agar bisa keluar dari ma’had Darul Hadits.

“Kita sudah ada komunikasi dengan syaikh pimpinan ma’had dan mereka mengatakan kalau memang santri Indonesia mau, mereka boleh meninggalkan lokasi berbahaya itu,” kata Agus.

Komunikasi serupa juga sudah dilakukan dengan pihak pemerintahan Houti beserta milisinya, meminta jaminan keamanan bila para santri tersebut hendak keluar.

“Nyatanya mereka memang nampaknya lebih memilih untuk taat dan tunduk pada pimpinannya, mungkin karena sudah sangat kuat indoktrinasinya,” tambah Agus.

Terlalu berbahaya

Dari ibukota Sanaa, provinsi Houti berjarak sekitar 400km yang bisa dietmpuh dengan sekitar enam jam perjalanan.

Namun belum ada aparat KBRI yang bisa sampai ke lokasi tersbeut dalam upaya membebaskan para korban pengepungan santri asal Indonesia.

“Kita sudah minta diizinkan pada tentara Yaman agar bisa kesana tapi tidak diberi. Katanya terlalu berbahaya,” kata Agus.

Sejak lama Houti bermusuhan dengan pemerintah Yaman dan berperang, namun dalam beberapa tahun terakhir ini kedua pihak menandatangani gencatan senjata.

Karena itu pemerintah Sanaa relatif tak punya pengaruh di wilayah yang dikuasai sepenuhnya oleh milisi dan kabilahs ekutu Houti ini.

“Upaya kita mohon bantuan supaya bisa ketemu dengan Gubernur Houti, Fariz Mana juga sampai sekarang buntu.”

Gawatnya situasi di Darul hadits sudah menjadi perhatian Kementrian Luar Negeri sejak awal tahun ini dan sejak Maret pemerintah Indonesia membentuk rencana darurat penyelamatan WNI dari Yaman. Namun berbagai upaya menurut KBRI setempat belum berhasil.

Tiga hari sebelum penyerang Sabtu lalu, tiga santri WNI berhasil lolos dari ma’had itu dengan bantuan sejumlah warga dekat ma’had dan pasukan milis Houti.

Menurut mereka terdapat 40 pos pemeriksaan bersenjata antara lokasi ma’had hingga ibukota, yang membuat resiko upaya penyelamatan sangat besar.

Sebagai contoh, meski sudah dinyatakan boleh lewat mereka tetap ditembaki milisi Houti.

(bbc/bbc)

Kami adalah penuntut ilmu, seorang sunniy salafy

Ditulis dalam Bom, Bom Bunuh Diri, Dammaj, INFO SUNNIY, Jihad Fii Sabilillah, Kafir, Khawarij, Ma'had, Nasional, Peledakan, Pengeboman, Pondok Pesantren, Syahid, Syi'ah, Teroris, Terorisme, Yaman

Tinggalkan komentar

KALENDER HIJRIAH

"Bukan suatu aib bagi seseorang untuk menampakkan manhaj Salafus Shalih, menisbatkan diri dan bersandar kepadanya bahkan wajib menerimanya dengan (menurut) kesepakatan para ulama karena sesungguhnya manhaj Salafus Shalih itu tidak lain hanyalah kebenaran." (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam Kitab Al Fatawa 4/149)

:: Pengunjung Blog Sunniy Salafy disarankan menggunakan Google Chrome [Klik disini] supaya daya jelajah anda lebih cepat ::

Radio Sunniy Salafy

Kategori
Permata Salaf

image