asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Aziz Sulaiman al-Qar’awi
Allah Subhanahu wata’ala berfirman,
أُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًا
“Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Rabb mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat kepada-Nya dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; sesungguhnya adzab Rabbmu adalah suatu yang (harus) ditakuti.” (al-Israa: 57)
Penjelasan per-kata
Yang mereka seru itu : yakni berdoanya kepada selain Allah Subhanahu wata’ala.
Mencari jalan kepada Rabb mereka: mendekatkan diri dengan banyak ketaatan dan ibadah.
Lebih dekat kepada-Nya: siapakah yang lebih dekat menggapai Rabb mereka dan siapakah yang lebih utama.
Sesungguhnya adzab Rabbmu adalah suatu yang (harus) ditakuti: memperingatkan setiap Mukmin akan adzab dari-Nya.
Penjelasan global
Allah Subhanahu wata’ala mengkabarkan kepada kita dengan ayat yang mulia ini bahwasanya mereka yang disembah orang-orang musyrikin selain Allah Azza wajalla, baik dari kalangan malaikat maupun orang shalih (seperti para wali, para nabi, dan orang yang dianggap keramat), diri-diri mereka sejatinya juga mencari (jalan) untuk mendekat kepada Allah Azza wajalla dengan ketaatan dan ibadah, dan menjalankan perintah-perintah-Nya, mengharap rahmat-Nya, menjauhi larangan-larangan-Nya, dan takut akan adzab-Nya. Karena adzab-Nya menakuti mereka dan memperingatkan setiap Mukmin.
Faidah Ayat ini
1. Bathilnya peribadahan orang-orang yang menyekutukan Allah Azza wajalla. Sejatinya yang mereka sembah selain Allah Ta’ala itu juga mencari jalan untuk diri-diri mereka mendekat kepada Allah Ta’ala, mengharap rahmat-Nya, dan takut adzab-Nya.
2. Memperbaiki peribadahan dengan berlepas diri dari kesyirikan.
3. Penetapan sifat Allahu ar-Rahmah (Maha Pemberi Rahmat)
Ayat ini menunjukkan atas bahwasanya makna tauhid dan syahadat Laa Ilaaha illallah adalah meninggalkan apa-apa yang orang-orang musyrik di atasnya dari berdoa kepada para nabi dan orang-orang shalih dan meminta syafaat (pertolongan) kepada selain Allah Azza wajalla.
Dan bahwasanya tidaklah cukup syahadat itu yang tidak mengingkari segala bentuk peribadahan kepada selain Allah Azza wajalla.
[Dinukil dari kitab Al Jadid Syarhu Kitabut Tauhid, Karya Asy Syaikh Muhammad bin Abdul Aziz Sulaiman Al Qar’awi, hal. 71-72]
Baca juga 5 artikel terakhir di Blog Sunniy Salafy:
Tinggalkan komentar