Kafirnya Dukun, Paranormal, dan Yang Semakna Dengannya

asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Aziz Sulaiman al-Qar’awi

Al Bazzar dengan sanad Jayyid meriwayatkan hadits marfu’ dari Imran bin Husain, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :

لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَطَيَّرَ أَوْ تُطِيِّرَ لَهُ، أَوْ تَكَهَّنَ أَوْ تُكُهِّنَ لَهُ، أَوْ سَحَرَ أَوْ سُحِرَ لَهُ، وَمَنْ أَتَى كَاهِنًا فَصَدَّقَهُ فِيْمَا يَقُوْلُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

“Bukan golongan kami orang yang bertathayyur dan meminta tathayyur, meramal atau minta diramal, menyihir atau minta disihirkan. Barangsiapa mendatangi dukun lalu dia mempercayai apa-apa yang dikatakan maka sungguh dia telah kufur terhadap apa yang telah diturunkan kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Riwayat Bazzar dan Thabrani)

Penjelasan per-kata

Bukan golongan kami : yakni bukan perbuatan yang mencontoh dari kami dan tidak mencocoki syariat kami.
Orang yang bertathayyur : yakni melakukan tathayyur.
Meminta tathayyur : yakni meminta orang lain melakukan tathayyur untuk dia.
Meramal : yakni melakukan praktik ramalan.
Minta diramal : yakni meminta orang lain meramal dirinya
Menyihir : yakni melakukan praktik sihir atau perdukunan.
minta disihirkan : yakni meminta orang lain melakukan sihir atau perdukunan untuk dia (mendatangi dukun)

Penjelasan global

Dalam hadits ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berlepas diri dari 3 perbuatan golongan manusia. Mereka adalah :
a) Orang yang bertathayyur atau meminta orang lain melakukan tathayyur untuk dia.
b) Orang yang melakukan praktik perdukunan atau meminta orang lain melakukan ritual dukun untuk dia (mendatangi dukun).
c) Orang yang meramal atau meminta orang lain meramal dirinya.

Kemudian mengkhususkan terhadap dukun sebagai tambahan tahdzir (memperingatkan akan bahayanya) sembari mengkabarkan bahwasanya barangsiapa yang membenarkannya (mempercayainya) apa yang dukun katakan, maka sungguh dia telah mengingkari terhadap apa yang telah diturunkan kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam berupa al-Quran dan as-Sunnah.

Yang demikian itu dikarenakan bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak memberi bagian dari ilmu ghaib kepada selain-Nya. Oleh karena itu mempercayai dukun terhadap ocehannya dalam perkara ghaib sama saja seperti mendustakan Allah Azza wa Jalla dan mendustakan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Faidah hadits ini

1. Haramnya melakukan tathayyur, sihir, dan perdukunan.
2. Haramnya mencari orang yang bisa melakukan tathayyur, mendatangi tukang sihir, dan mendatangi dukun.
3. Mempercayai ucapan dukun teranggap kufur
4. Bahwasanya al-Quran itu diturunkan (kalamullah), bukan makhluk.

Hadits ini menunjukkan sikap yang tepat untuk mengingkari dukun-dukun, bahwasanya dukun-dukun itu kafir ketika amalannya itu menghantarkan kepada kesyirikan dalam praktik perdukunan mereka.

[Dinukil dari kitab al-Jadid Syarhu Kitabut Tauhid, Penulis asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Aziz Sulaiman al-Qar’awi, hal. 242-243]

Baca juga 5 artikel terakhir di Blog Sunniy Salafy:

Kami adalah penuntut ilmu, seorang sunniy salafy

Ditulis dalam Al Jadid Syarah Kitabut Tauhid, Tauhid Prioritas Utama

Tinggalkan komentar

KALENDER HIJRIAH

"Bukan suatu aib bagi seseorang untuk menampakkan manhaj Salafus Shalih, menisbatkan diri dan bersandar kepadanya bahkan wajib menerimanya dengan (menurut) kesepakatan para ulama karena sesungguhnya manhaj Salafus Shalih itu tidak lain hanyalah kebenaran." (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam Kitab Al Fatawa 4/149)

:: Pengunjung Blog Sunniy Salafy disarankan menggunakan Google Chrome [Klik disini] supaya daya jelajah anda lebih cepat ::

Radio Sunniy Salafy

Kategori
Permata Salaf

image